3. Atur napas, ikuti instruksi dokter dan bidan
Bernapas harus teratur, tidak boleh serabutan karena tidak bermanfaat signifikan atau bahkan mengganggu proses mengejan.
Biasanya dokter/bidan akan memandu ibu mengatur napas supaya tenaga ibu terkumpul, juga ibu memiliki tenaga maksimal untuk mengejan.
Selain itu, mengatur napas yang baik pun dapat mengurangi rasa sakit.
Supaya pengaturan napas berjalan mudah, sebaiknya ibu ikut kelas senam hamil karena di kelas itu ibu akan diajarkan cara mengatur napas saat bersalin.
4. Ikuti irama
Ibu harus mengikuti irama tubuh saat mengejan. Bila pembukaan sudah lengkap, ibu harus segera mengejan, mengatur napas, dan tidak boleh ditahan saat proses pengejanan berlangsung.
Baca Juga: Inilah 5 Kacang yang Bisa Turunkan Berat Berat Badan, Buktikan
Ada ibu yang takut fesesnya keluar saat mengejan, sehingga ia menahan pengejanan dengan mengangkat pantat atau panggul.
Asal tahu saja, hal ini dapat membuat robekan perineum (bagian antara vagina dan anus) lebih lebar sehingga memerlukan lebih banyak jahitan.
5. Jangan berteriak
Jangan buang-buang tenaga yang tak perlu, entah dengan mengeluh atau berteriak-teriak, karena akan menguras tenaga, mengingat ibu harus mengejan berkali-kali.
Teriak-teriak atau membuat keributan malah akan menyebabkan tenggorokan kering, batuk, dan serak.
Ibu pun semakin panik dan tegang. Akibatnya, ibu tak jelas menangkap instruksi dokter.
Baca Juga: 5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus HIV/AIDS Terbanyak Priode Januari - Maret 2021
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar