Sementara itu, Dakota keluar dari rumah sakit setelah seminggu perawatan.
Akan tetapi ia masih harus melakukan latihan untuk mengembalikan kembali kondisinya, terlebih ia masih kesulitan untuk berolahraga.
Ibunya mengatakan dia lolos dari cedera permanen dengan beberapa nodul masih muncul pada pemindaian paru-paru beberapa bulan kemudian.
Dakota kini memperingatkan remaja lain tentang potensi risiko akibat kebiasaan vaping.
"(Ini) bisa membunuhmu. Ini sangat menakutkan," katanya.
Stephenson mengatakan terkejut mengetahui putrinya diam-diam memiliki kebiasaan vaping, karena baik ibu dan ayahnya tidak merokok dan sangat membenci rokok.
"Bagian tersulit ketika harus membawanya ke Rumah Sakit Anak," katanya.
"Kata-kata tidak bisa menggambarkan perasaan saya sebagai orang tua."
Melihat kejadian tersebut, perlu diketahui jika memang banyak yang menganggap vape jauh lebih baik dari rokok konvensional.
Namun hal itu belum terbukti secara pasti.
Justru dikutip dari sciencenews.org 16/12/2019), sebuah penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia di dalam vape dapat merusak jaringan paru-paru dan mengurangi kemampuan sel paru-paru untuk melindunginya dari kuman dan zat berbahaya lainnya.(*)
Baca Juga: Layaknya Perokok, Pengguna Rokok Elektrik 5 Kali Lebih Rentan Terpapar Virus Corona
Source | : | Sciencenews.org,Abc.net.au |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar