Kemudian pada awal 1990-an, ketika dokter mulai mendeteksi infeksi pertusis pada remaja dan orang dewasa yang telah divaksinasi, para ilmuwan mengangkat bahu dan merekomendasikan booster.
Vaksin Covid-19 paling awal mulai diluncurkan kurang dari setahun yang lalu, jadi tidak mengherankan jika para ilmuwan belum menemukan dan menyetujui ukuran umum kekebalan, kata Ward.
Ini mungkin tampak seperti perdebatan misterius, tetapi memiliki cara untuk mengukur perlindungan vaksin dapat membantu para ilmuwan mengendalikan pandemi.
Antara lain, itu akan memungkinkan dokter untuk menilai siapa yang tidak mempan terhadap Covid-19 sekaligus mengidentifikasi mereka yang bisa mendapat manfaat dari booster.
Korelasi kekebalan yang ideal akan mudah diukur dengan tes komersial yang murah namun dapat diandalkan.
Jika para ilmuwan beruntung, mereka mungkin menemukan satu yang secara langsung menangkap respons imunologis yang melindungi seseorang, yang akan memiliki manfaat tambahan untuk membantu menjelaskan cara kerja vaksin.
Baca Juga: Banyak Menangis Bisa Sebabkan Mata Jadi Bintitan? Ternyata Hoaks
Lebih mungkin, meskipun, para ilmuwan harus puas dengan ukuran pengganti, beberapa proses atau protein (bahkan mungkin produk limbah) yang terkait dengan kekebalan.
Source | : | Reuters,The Washington Post,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar