Itu akan mengingatkan pasien untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra, baik dengan menghindari orang yang terinfeksi atau mendapatkan booster.
Dokter, pasien, dan pejabat kesehatan masyarakat juga dapat menggunakan korelasi kekebalan yang andal untuk membuat booster yang lebih baik.
Jika tes menunjukkan bahwa orang yang mengalami infeksi terobosan masih memiliki kekebalan yang kuat, itu akan menjadi tanda kuat bahwa virus corona telah berevolusi untuk menghindari pertahanan vaksin. Booster mungkin perlu disesuaikan.
Baca Juga: Waspada Bahaya Kanker Kepala dan Leher Akibat Merokok dan Malnutrisi, Dapat Merubah Bentuk Wajah
Baca Juga: Diabetes Tipe 3 Sering Dihubungkan dengan Alzheimer, Ini Sebabnya
Jika tes mengungkapkan bahwa vaksin gagal untuk mendorong memori kekebalan yang kuat, mungkin dosis booster harus ditingkatkan, atau periode antara suntikan harus sedikit diperpanjang.
Para ahli vaksin mengatakan keduanya dapat menimbulkan respons imun yang lebih kuat dan tahan lama. (*)
Source | : | Reuters,The Washington Post,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar