GridHEALTH.id - Nyeri kerongkongan bisa dialami oleh siapa saja dan bisa menyebabkan seseorang yang mengalami merasa tidak berselera makan.
Bagaimana tidak, ketika nyeri kerongkongan terjadi, tenggorokan akan terasa sangat sakit ketika menelan makanan ataupun minuman.
Baca Juga: Saat Bayi Mengalami Infeksi Tenggorokan, Lakukan 3 Hal Ini di Rumah
Melansir Mayo Clinic, Senin (01/11/2021), nyeri kerongkongan umumnya terjadi karena disebabkan oleh infeksi virus.
Namun terdapat juga penyebab lain terjadinya nyeri kerongkongan, yakni infeksi bakteri, atau biasa dikenal dengan radang tenggorokan.
Baca Juga: Mengetahui Gejala Campak, Penyakit Infeksi Menular Akibat Virus Sering Menyerang Anak
Gejala yang ditimbulkan dari nyeri kerongkongan sangat beragam, tergantung penyebab kondisi tersebut terjadi.
Tanda umum nyeri kerongkongan yang paling sering terjadi, yakni sakit ketika menelan dan tenggorokan yang kering.
Namun terdapat gejala lain yang juga bisa menjadi penanda bahwa seseorang sedang mengalami nyeri kerongkongan, seperti:
- Rasa sakit dan adanya pembengkakan di leher atau rahang
- Amandel yang bengkak dan memerah
- Munculnya bercak putih atau nanah di amandel
- Suara menjadi lebih serak dari biasanya
Baca Juga: Chinese Gall Tanaman Liar Berkhasiat Untuk Radang Tenggorokan Hingga Cegah Gigi Berlubang
Infeksi juga bisa menyebabkan kenaikan suhu tubuh, batuk ringan, hidung meler, dan bersin terus-menerus.
Selain itu, tubuh pun akan menjadi terasa sakit, sakit kepala, pusing atau muntah, ketika kerongkongan sedang nyeri.
Umumnya nyeri kerongkongan yang disebabkan oleh infeksi virus akan hilang dalam jangka waktu lima hingga tujuh hari.
Demam yang terjadi bersamaan dengan nyeri kerongkongan, biasanya diatasi dengan menggunakan parasetamol atau pereda nyeri ringan yang lain.
Jika nyeri kerongkongan terjadi pada anak kecil, maka berikan obat yang memang dikhusukan untuk mereka.
Baca Juga: Penyakit Infeksi Virus, Ini Ciri Khas Gejalanya yang Mirip Infeksi Bakteri
Hindari pemberian aspirin pada anak-anak atau remaja, karena berkaitan dengan sindrom Reye, kondisi langka yang mengancam nyawa karena menyebabkan pembengkakan di hati dan otak.
Melansir NHS.uk, Senin (01/11/2021), jika nyeri kerongkongan terjadi karena infeksi bakteri, kemungkinan dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi kondisi tersebut.
Meskipun gejalanya sudah hilang, antibiotik harus tetap dihabiskan. Tidak menyelesaikan pengobatan, bisa menyebabkan infeksi memburuk atau menyebar ke tubuh yang lain.
Pada anak-anak, tidak menghabiskan antibiotik sesuai yang diresepkan, juga dapat meningkatkan risiko rematik atau radang ginjal serius.
Source | : | Mayo Clinic,Nhs.uk |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar