GridHEALTH.id - Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi di serviks atau leher rahim dan dikhawatirkan oleh para wanita.
Seperti yang diketahui, serviks atau leher rahim mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seorang wanita.
Baca Juga: Pil Covid-19 Paxvloid Pfizer Diklaim Efektif 89 Persen, Harga Mirip Pil Molnupiravir Merck
Serviks yang terinfeksi oleh Human papillomavirus (HPV), menyebabkan seseorang berisiko mengalami kanker serviks.
Human papillomavirus adalah salah satu virus yang bisa menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada alat vital.
Pada 2018, Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan setidaknya terdapat 570.000 wanita yang didiagnosis kanker serviks di seluruh dunia, dilansir dari WHO, Senin (08/11/2021).
Masa inkubasi kanker serviks dari saat pertama kali terpapar Human papillomavirus, berlangsung cukup lama. Bisa bertahun-tahun, bahkan hingga satu dekade.
Keputihan yang volumenya terlalu berlebihan, pendarahan ketika melakukan hubungan intim, dan rasa nyeri, merupakan beberapa gejala umum dari kanker serviks.
Perempuan yang telah didiagnosis kanker serviks, kerap kali bertanya-tanya apakah kesuburannya terganggu dan bisakah tetap hamil?
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi, Dr dr Chamim, Sp.OG (K) Onk dari Brawijaya Healthcare Group mengatakan kepada GridHEALTH dalam liputan khusus, Kamis (04/11/2021) bahwa perempuan yang terkena kanker serviks pada stadium tertentu masih bisa hamil.
“Kalau stadium 1 bisa hamil orang. Jadi ada orang yang hamil dengan kanker serviks, bisa hamil kalau stadium 1, 1A, atau pra-kanker bisa hamil,” ujarnya.
Stadium 1 dan 1A adalah tahap awal dari kanker serviks, di mana sel kanker yang muncul berjumlah sedikit.
Pra-kanker juga merupakan momen awal kanker serviks yang tidak menimbulkan keluhan bagi orang yang mengalaminya.
Baca Juga: Siklus Haid Tidak Teratur, Bukan Gejala Kanker Serviks
Sedangkan untuk kanker serviks dengan stadium lanjut, dokter Chamim mengatakan bahwa kemungkinan untuk hamil cukup kecil.
“Kalau (stadium 1B, 2A, 2B, dan seterusnya tidak bisa, susah. Karena proses itu (pembuahan) di serviks terganggu,” kata dokter Chamim.
Pada stadium 1B ukuran sel kanker sudah bisa dilihat tanpa mikroskop. Sedangkan stadium 2A dan 2B, adalah kondisi saat sel kanker mulai menyebar ke jaringan di sekitar serviks.
Kanker serviks pada stadium awal, menurut dokter Chamim penangannya dapat dilakukan dengan cara operasi atau mengangkat sel kanker itu sendiri.
Namun jika kanker serviks baru diketahui pada usia kehamilan yang sudah lebih dari 30 minggu, maka langkah yang diambil adalah menunggu sampai proses persalinan.
“Kalau kanker serviksnya diketahui (saat) sudah hamil 30 minggu ke atas, ya tunggu saja 2 minggu atau 4 minggu lagi. Nanti diambil, bayinya sudah bisa hidup di luar 32 minggu itu. Serviksnya diambil sama rahimnya, tapi ovariumnya bisa ditinggal atau tidak diambil,” tutur dokter Chamim.
Source | : | WHO |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar