GridHEALTH.id - Human papillomavirus atau dikenal dengan HPV, adalah infeksi virus yang paling umum yang terjadi pada saluran reproduksi.
Perempuan dan laki-laki yang aktif secara seksual, memiliki kemungkinan mengalami infeksi karena virus tersebut jika melakukan hubungan yang berisiko.
Baca Juga: Tes dan Diagnosis Untuk Infeksi Herpes Genital atau Herpes Simpleks
Jenis virus HPV cukup banyak dan sebagian tidak menimbulkan masalah apapun.
Melansir laman WHO, Rabu (10/11/2021), infeksi Human papillomavirus umumnya sembuh tanpa intervensi apapun dalam kurun waktu beberapa bulan setelah masuk ke dalam tubuh dan sekitar 90% sembuh dalam 2 tahun.
Pada perempuan, virus ini bisa masuk melalui mukosa di vagina yang luka karena adanya aktivitas seksual.
Walaupun Human papillomavirus tidak selalu menimbulkan masalah pada saluran reproduksi, tapi terdapat kemungkinan jenis HPV tertentu bertahan dan berkembang menjadi kanker serviks.
Kanker serviks hingga saat ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan HPV yang paling umum dialami oleh seseorang.
Baca Juga: Pra-Kanker Serviks Bisa Disembuhkan, Deteksi Dini dengan Papsmear
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi, Dr dr Chamim, Sp. OG (K) Onk dari Brawijaya Healthcare Group mengatakan, infeksi Human papillomavirus bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi.
“Ada yang namanya vaksin HPV. Tujuannya adalah untuk membentuk antibodi di wanita itu, sehingga kalaupun terpapar oleh Human papillomavirus, maka virus itu tidak menjadi kanker,” kata dokter Chamim kepada GridHEALTH, Kamis (04/11/2021).
Kapan vaksinasi HPV harus dilakukan? Menurut dokter Chamim, pemberian vaksin HPV dilakukan sebelum aktif melakukan aktivitas seksual.
Misalnya saja, pemberian vaksin HPV sebelum perempuan menikah. Vaksinasi juga bisa diberikan kepada para remaja.
“Biasanya obat itu didasarkan pada kajian awalnya, jadi kalau penelitian awalnya itu diberikan pada anak umur 10 tahun, pada anak umur 12, anak umur 18, dan seterusnya. Nah, diambil secara statistik kapan antibodi terbentuk. Oh misalnya paling baik terbentuk umur 12, maka rekomendasinya sebaiknya diberikan pada anak berusia 12,” kata dokter Chamim.
Pemberian vaksin HPV kepada anak-anak dilakukan karena antibodi akan terbentuk dengan baik dan mereka juga belum terpapar penyakit, karena belum aktif berhubungan intim.
Baca Juga: Ini Dia 7 Vaksin Covid-19 Disetujui WHO Untuk Penggunaan Darurat
Dokter Chamim menyebutkan bahwa pemberian vaksin HPV bisa dilakukan kepada anak berusia 12 sampai 14 tahun.
Vaksinasi untuk mencegah infeksi Human papillomavirus yang menyebabkan kanker serviks, juga bisa diberikan kepada perempuan dewasa.
Baca Juga: Jumlah Kasusnya Banyak di Indonesia, Kanker Serviks Bisa Dialami Wanita Muda
“Apakah usia 40 tahun (pemberian vaksin HPV) baik? Baik, masih baik karena antibodi masih terbentuk,” jelas dokter Chamim.
Namun karena pada usia tersebut seorang perempuan biasanya sudah aktif melakukan hubungan seksual, maka sebelum dilakukan vaksinasi, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Pemberian vaksin HPV dilakukan sebanyak 3 kali, dengan jeda waktu 1 bulan untuk vaksin HPV dosis ke-2 dan dosis ketiga diberikan 6 bulan kemudian.
Source | : | WHO |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar