GridHEALTH.id - Varian virus corona AY 4.2 yang juga dikenal sebagai varian Delta Plus merupakan mutasi dari varian Delta.
Virus ini pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan Inggris pada bulan Agustus lalu. Saat ini para ilmuwan sedang memantau varian terkait delta yang dikenal dengan AY.4.2 ini untuk melihat apakah varian ini menyebar lebih mudah atau lebih mematikan daripada varian virus corona sebelumnya.
Pimpinan Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove, mengungkapkan bahwa saat ini Badan Kesehatan Amerika Serikat sedang melacak 20 variasi varian delta. Salah satunya adalah varian AY.4.2 ini.
Saat ini, varian virus corona AY 4.2 sudah tersebar di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Data pelacakan menunjukkan lebih dari 32 ribu kasus virus Corona (COVID-19) varian AY.4.2 atau Delta Plus telah terdeteksi.
Menurut Outbreak.Info, varian AY.4.2 menyumbang antara 13-14% sampel virus Corona baru yang diurutkan di Inggris hingga 8 November. Angka itu berkembang sejak Juli lalu.
Namun, varian tersebut tidak tampak menyebar sama cepatnya di Amerika Serikat (AS), di mana menurut data yang sama, tercatat total 28 kasus varian tersebut di sedikitnya 11 negara bagian.
Baca Juga: Suntikan Penguat Covid-19, Apakah Kandungannya Sama dengan Vaksin Awal?
Baca Juga: CDC Sebutkan Pemberian Disinfektan Tidak Perlu Sering Dilakukan, Cuci Tangan Lebih Utama
Sejauh ini, belum ditemukan kasus Corona AY.4.2 di Indonesia. Namun, varian baru ini sudah masuk di negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menyatakan varian AY.4.2 sebagai 'variant of interest' atau varian yang menarik perhatian. Namun WHO menyebutkan bahwa varian AY.4.2 ini bukan 'varian of concern' atau varian yang menjadi kekhawatiran.
Dilansir dari The Star, varian AY.4 termasuk di antara 75 jenis turunan yang berasal dari varian Delta virus Corona. Varian AY.4.2 adalah kombinasi dari varian AY.4 Delta dan mutasi spike protein S:Y145H.
Baca Juga: 6 Ciri Kehamilan Kembar Yang Jadi Dambaan, Ini Waktu Bisa Terdeteksi
Prof. Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada cuitannya di tweeter pada 09 November 2021 @@ProfesorZubairi menulis
Yang harus diketahui dari AY.4.2:
-Lebih menular daripada induknya, Delta
-Menyumbang banyak kasus baru di Inggris, amat sedikit di Amerika, dan Malaysia
-Membawa risiko rawat inap dan kematian
-Eropa harus khawatir. Indonesia tak perlu panik. Waspada
-Perketat pintu perbatasan (*)
Source | : | Kompas.com,Associated Press,The Star,tweeter |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar