GridHEALTH.id - Gagal Jantung kongestif sangat berbahaya, sebab penderita acap kali tidka menyadari dirinya mengalami gagal jantung kongestif.
Karenanya, karena semua orang berisiko mengalami gagal jantung kongestif, sudah seharusnya mengetahi cara mendeteksinya.
Untuk menentukan apakah seseorang mengalami gagal jantung kongestif, dokter perlu mengetahui gejala yang dikeluhkan serta riwayat kesehatan yang bersangkutan.
Biasanya saat anamnesa (pemeriksaan) dokter akan menanyakan beberapa hal, seperti:
* Apakah ada penyakit lain yang diderita, terutama yang berkaitan dengan jantung
* Adakah anggota keluarga yang punya penyakit jantung
* Punya kebiasaan merokok atau tidak
* inum alkohol atau tidak. Jika minum seberapa banyak
* Apakah sedang atau pernah menjalani kemoterapi
* Obat-obatan apa yang sedang diminum.
Baca Juga: Seperti Ini Cara Kompres Demam yang Benar, Bukan Seperti yang Sering Dilakukan
Setelah itu, memeriksa fisik pasien untuk mencari tanda gagal jantung dan penyakit lain yang mungkin menyebabkan otot jantung lemah atau kaku.
Adapun tes yang diperlukan untuk mendiagnosis gagal jantung meliputi:
* Tes darah: untuk mengetahui kadar kolesterol dan tingkat sel darah merah
* Kateterisasi jantung: penggunaan alat berbentuk tabung kecil dan panjang yang disebut kateter yang dimasukkan ke arteri dan diarahkan ke jantung untuk mengetahui kondisi jantung.
Sinar-X dan cairan kontras juga diperlukan agar dapat melihat jantung dan pembuluh darah lebih jelas.
* Sinar-X: hasil pemindaian sinar-X bisa menunjukkan ukuran jantung dan apakah ada penumpukan cairan di area jantung serta paru-paru.
* Echocardiogram: penggunaan teknologi gelombang suara untuk mengetahui seberapa baik fungsi pemompaan jantung sekaligus mengecek aliran darah.
* Pengukuran fraksi ejeksi: fraksi ejeksi adalah ukuran untuk seberapa banyak darah yang dipompa keluar dari jantung dalam setiap detaknya.
Pengukurannya dapat menggunakan echocardiogram, magnetic resonance imaging (MRI), atau pencitraan multigated acquisition (MUGA). EF yang normal adalah 55-70 persen.
Baca Juga: Jika Tersedak Jangan Minum, Berbahaya, Justru Harus Lakukan 2 Hal Ini
* Elektrokardiogram: untuk merekam aktivitas elektrik jantung menggunakan elektroda yang terhubung dengan mesin monitor elektrokardiograf.
Jika sudah teredeteksi dan positif mengalami gagal jantung kongestif pengobatan yang diperlukan tergantung tingkat keparahan kondisi pasien.
Dokter mungkin juga perlu menjalankan prosedur medis lain untuk membantu memperbesar peluang pulih pasien.
Jenis obat yang diperuntukkan bagi pasien gagal jantung antara lain:
* ACE inhibitor (penghambat enzim konversi angiotensin): untuk menurunkan tekanan darah
* Digoksin: berguna buat menguatkan otot jantung
* Beta blockers (penghambat beta): meringankan kerja jantung dengan menghambat hormon tertentu
* Diuretik: mengeluarkan cairan berlebih dari tubuh
Baca Juga: Dapat Izin Penggunaan Darurat, Vaksin Novavax Bisa Digunakan Usia 18 Tahun ke Atas
Dari pengobatan, satu hal yang penting dan harus diketahui adalah pencegahan gagal jantung kongestif.
Pada prinsipinya, gagal jantung kongestif bisa terjadi karena beragam faktor yang berkaitan dengan jantung.
Maka upaya pencegahan utama adalah mengendalikan faktor risiko tersebut. Terutama dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Bila punya kebiasaan merokok, kinilah saatnya berhenti merokok demi jantung yang sehat dan bebas dari gagal jantung.
Baca Juga: Tanpa Obat, Begini Cara Meredakan Nyeri Otot Setelah Olahraga
Memonitor berat badan, kadar kolesterol, dan tekanan darah juga penting agar terhindar dari risiko penyakit jantung.
Tak kalah penting adalah rajin berolahraga serta makan gizi seimbang.
Kapan Harus ke Dokter? Seperti jenis penyakit lain, makin awal kondisi pasien terdiagnosis, makin besar kemungkinan keberhasilan perawatannya.
Gagal jantung kongestif yang memburuk secara perlahan mungkin tidak terlacak hingga sudah tingkat lanjut.
Karena itu, tak perlu ragu berkonsultasi dengan dokter serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Terlebih bila pasien memiliki faktor risiko. Jangan tunggu sampai muncul gejala gagal jantung yang lebih serius.(*)
Baca Juga: 4 Tipe Diabetes, Kenali Gejalanya dan Lakukan Pemeriksaan ke Dokter
Artikel ini disarikan dari tulisan dr. Facmi Achmad m, Sp.Jp.FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dari Primaya Hospital Bekasi Barat, yang dimuat di laman Primayahospital.com, dengan judul Gagal Jantung Kongestif; Silent Killer yang Berbahaya.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar