GridHEALTH.id - Penyalahgunaan dan penggunaan berlebihan antibiotik dan obat antimikroba lainnya, yang diperparah oleh pandemi virus corona, dapat mendorong obat penting ini menjadi tidak efektif seiring waktu karena bakteri mengembangkan resistensi terhadapnya, Pan American Health Organization (PAHO) memperingatkan pada Jumat (19/11/2021).
Beberapa negara di Amerika, termasuk Argentina, Uruguay, Ekuador, Guatemala dan Paraguay, melaporkan lonjakan dalam deteksi infeksi yang resistan terhadap obat yang kemungkinan berkontribusi pada peningkatan kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, kata badan kesehatan itu.
"Kami telah melihat penggunaan antimikroba meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan konsekuensi yang berpotensi serius," kata direktur PAHO Carissa Etienne.
"Kami berisiko kehilangan obat yang kami andalkan untuk mengobati infeksi umum," katanya dalam konferensi pers webcast.
Antimikroba disalahgunakan di luar rumah sakit, dan obat-obatan seperti ivermectin dan chloroquine digunakan sebagai pengobatan yang belum terbukti, bahkan dengan bukti kuat bahwa mereka tidak bermanfaat bagi pasien Covid-19, katanya.
Penggunaan ivermectin dan chloroquine telah secara aktif didorong oleh beberapa otoritas di kawasan itu, seperti Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro di Brasil.
Baca Juga: MRSA, Infeksi Akibat Bakteri yang Semakin Resisten Terhadap Antibiotik
Baca Juga: Pertimbangkan Risiko Hamil Terlalu Cepat Setelah Operasi Caesar
Data dari rumah sakit di wilayah tersebut menunjukkan bahwa 90% hingga 100% pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit diberi antimikroba sebagai bagian dari pengobatan mereka, sementara hanya 7% dari mereka yang mengalami infeksi sekunder yang memerlukan penggunaan obat tersebut, kata Etienne.
Source | : | Reuters,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar