GridHEALTH.id - Diare berdarah pada bayi dan anak perlu diwaspadai betul oleh setiap orangtua.
Sebab bisa jadi itu pertanda bayi dan anak mengalami kondisi medis yang serus seperti penyakit infeksi salah satunya.
Dilansir dari laman flo.health (14/8/2019), Ada beberapa penyebab munculnya diare berdarah pada bayi dah anak.
Beberapa dari alasan ini tidak perlu dikhawatirkan, sementara yang lain membutuhkan perhatian medis.
Berikut penyebab diare berdarah selengkapnya.
Baca Juga: Bahaya Pengobatan Flek Paru Pada Anak, Perhatikan Hal Ini Supaya Tidak Jatuh Sakit Berulang Kali
1. Alergi makanan
BAB berdarah pada bayi dan anak mungkin merupakan tanda bahwa mereka menderita kolitis alergi, suatu kondisi di mana anak memiliki reaksi alergi terhadap protein yang masuk ke dalam ASI setelah ibu mengkonsumsi susu dan menyusui bayinya.
Tergantung pada seberapa sensitif bayi terhadap susu, reaksi alergi dapat menyebabkan peradangan usus besar yang menyebabkan sedikit darah masuk ke tinja bayi.
Meskipun susu sapi adalah sumber kolitis yang paling umum, susu kambing dan susu kedelai juga diketahui dapat memicu alergi ini.
2. Fisura anus
Fisura anus atau robekan adalah salah satu penyebab paling umum dari diare berdarah pada bayi dan anak.
Ketika bayi mengeluarkan tinja yang terlalu keras atau berair, itu dapat merusak jaringan rapuh yang melapisi anus bayi.
Dalam banyak kasus, diet hanya susu cenderung menghasilkan tinja berair.
Perawatan di rumah biasanya efektif untuk fisura anus, dan dapat sembuh dalam beberapa hari.
Jika terlalu lama untuk sembuh, dokter dapat memberikan pengobatan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Fisura anus tidak menyebabkan masalah kesehatan parah lainnya. Namun, jika darah dalam tinja tetap ada, konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: Healthy Move, Beragam Cara Untuk Membuat Anak Mager Jadi Aktif
3. Infeksi usus
Infeksi usus dapat terjadi karena salah satu dari berbagai bakteri, termasuk Campylobacter jejuni, E coli, salmonella, shigella, staphylococcus, dan Yersinia.
Peradangan yang disebabkan oleh infeksi ini dapat menyebabkan robekan kecil, yang pada gilirannya menyebabkan darah di tinja bayi.
Perhatikan bahwa bakteri dalam tinja bayi yang terinfeksi dapat ditularkan ke orang lain jika mereka tidak mempraktikkan kebersihan yang tepat.
4. Darah dari ibu
Darah dalam tinja bayi mungkin berasal dari puting ibu yang sakit dan pecah-pecah. Darah ibu dari persalinan juga dapat menyebabkan darah pada tinja bayi.
Darah muncul di tinja setelah bayi menelan sebagian darah ibu saat menyusui. Darah ibu tidak beracun bagi bayi.
5. Gangguan usus
Gangguan usus seperti kolitis dapat menyebabkan peradangan pada lapisan dalam usus besar, meskipun kondisi ini cukup jarang terjadi.
Yang lebih umum adalah intususepsi, ketika bagian dari usus besar masuk ke dalam dirinya sendiri dan menyebabkan diare berdarah pada bayi dan anak.
Gejala intususepsi termasuk sakit perut, kembung, muntah, baling-baling, dan tinja berdarah. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang cepat.
Gejalanya meliputi sakit perut yang mungkin bertambah dan berkurang, muntah, kembung, dan tinja berdarah.
Dikutip dari laman WebMD (4/11/2021), darah dalam tinja biasanya bukan masalah serius pada anak kecil, tetapi orangtua harus selalu menghubungi dokter anak untuk memastikannya.
Terlebih orangtua harus periksakan anak ke dokter jika mereka mengalami pendarahan parah atau ada gumpalan, dan anak tampak lemah, pingsan, atau sangat sakit.(*)
Baca Juga: Flek Paru Pada Anak, Penyakit infeksi Disebabkan Bakteri Mycobacterium Tuberculosis
Source | : | Flo.health,Webmd |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar