GridHEALTH.id - Setelah melahirkan, perempuan masuk masa nifas
Selama masa nifas dokter pun menyarankan ibu harus banyak istirahat, tenang, dan tidak boleh alpa memenuhi kebutuhan gizi harian ibu menyusui.
Karena masa nifas adalah masa rawan, ibu perlu peka terhadap kondisi fisik diri sendiri.
Jika selama masa nifas menemukan 5 gejala berikut ini jangan dianggap enteng. Ini kondisi yang berbahaya.
Baiknya segera konsultasikan dengan dokter kandungan dan kebidanan.
Baca Juga: Healthy Move, 7 Manfaat Berkebun Bagi Kesehatan Tubuh dan Pikiran
1. Banyak Keluar Darah dari Jalan Lahir
Setelah melahirkan, normalnya akan mengalami pengeluaran darah dan cairan (lokia) dari jalan lahir.
Pada awalnya cairan tersebut berwarna merah (darah) dan lama kelamaan akan berwarna putih (seperti keputihan).
Hal tersebut terjadi karena rahim sedang mengalami pengecilan ke keadaan semula, saat seperti rahim sebelum hamil.
Tetapi perlu waspada jika pada beberapa hari pertama mengeluarkan darah dalam jumlah yang banyak.
Pengeluaran darah yang banyak ini biasa kita sebut dengan Perdarahan.
Beberapa tanda perdarahan pada saat berada dalam masa nifas adalah peningkatan perdarahan melalui jalan lahir yang tidak hilang setelah beristirahat atau menyusui; penggantian pembalut lebih dari satu pembalut per jam.
Baca Juga: PPKM Level 3 Nataru 2021-2022, Polisi Akan Melakukan Vaksinasi Ditempat Saat Pengamanan
Juga mengalami perubahan karakter lokia; nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba lembek; tidak terjadi penyusutan ukuran rahim.
2. Mengalami Demam Tinggi
Demam tinggi yang terjadi dapat mengindikasikan mengalami infeksi pada masa nifas.
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi masa nifas.
Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu, pembengkakan, denyut nadi cepat, jantung berdebar-debar, terkadang disertai nyeri perut bagian bawah yang hebat.
Baca Juga: Hati-hati, Kehamilan Meningkatkan Risiko Meningitis Akibat Bakteri
Peningkatan suhu yang disebut demam pada saat masa nifas adalah jika suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius selama dua hari dalam 10 hari setelah persalinan.
Demam tinggi juga dapat mengindikasikan adanya infeksi pada berbagai bagian lain selain infeksi pada rahim seperti infeksi pada perineum, vulva (kemaluan), vagina (saluran lahir), pada leher rahim dan pada bagian lainnya.
3. Payudara Merah, Panas dan Sakit
Biasanya hal ini terjadi karena payudara yang tidak disusukan dengan benar, pemakaian bra yang terlalu ketat, mengalami kekurangan gizi, kurang istirahat, atau mengalami anemia.
Pada 3 hari pertama setelah bunda melahirkan, normalnya belum banyak ASI yang dihasilkan.
Hal ini yang sering disalahartikan, sehingga memberikan susu formula pada bayinya, dan tidak memeberikan ASI.
Baca Juga: Ini 5 Khasiat Daun Kale Sebagai Obat Alami Untuk Kesehatan, Mau Coba?
Padahal setelah 3 hari, ibu memproduksi ASI yang banyak. Sehingga ketidakseimbangan ASI yang diproduksi dengan ASI yang dikeluarkan, menyebabkan ASI pada payudara menumpuk dan payudara menjadi keras, sakit, sampai merasa demam.
Hal ini yang disebut dengan bendungan ASI (Engorgment).
Jika bendungan ASI tersebut tidak segera ditangani, akan mengalami keadaan yang lebih buruk lagi, yaitu Mastitis.
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tetapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah persalinan.
4. Pembengkakan Wajah, Tangan dan Kaki
Baca Juga: Nyeri dan Benjolan di Bawah Rahang dekat Telinga, Ini Penyebabnya
Bila megalami gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki atau kaki mengalami edema (terdapat cairan berlebih).
Gejala tersebut berhubungan dengan terjadinya pre-eklampsi postpartum (Tekanan Darah Tinggi yang disertai adanya protein dalam urin pada saat nifas).
5. Merasa Sedih dan Tidak Mau Merawat Diri Sendiri atau Bayi
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan ibu yang baru saja melahirkan.
Rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuan untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit/fasillitas kesehatan, dan ketakutan akan menjadi menarik/memiliki tubuh seperti saat tidak hamil.
Baca Juga: Gejala Meningococcal Disease, Penyakit Infeksi yang Menyerang Selaput Otak
Jika gejala tersebut terjadi dalam 1-3 hari setelah persalinan maka hal tersebut normal, namun jika sudah berlanjut sampai berhari-hari atau satu minggu lebih, dan ibu enggan menerima kehadiran bayi dan tidak mau merawat dirinya sendiri, dikhawatirkan ibu mengalami “Depresi Postpartum”.
Jadi, bila mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda di atas, harus segera memeriksakan diri pada fasilitas kesehatan agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat, sehingga terhindar dari komplikasi yang lebih berat.
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari kondisi berbahaya tersebut adalah nutrisi dan hidrasi yang cukup, istirahat yang cukup, kebersihan dan perawatan diri yang baik serta dukungan dari suami dan keluarga terhadap ibu nifas.(*)
Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Mama, Kenali 5 Tanda Bahaya di Masa Nifas ini
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar