Formula hidung ini dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow dan didasarkan pada vaksin Sputnik V unggulan negara itu.
Kepala mikrobiologi institut tersebut, Denis Logunov mengungkapkan dalam pertemuan dengan Putin pada hari Minggu lalu bahwa penelitian awal menunjukkan vaksin ini dapat mengurangi kemungkinan infeksi.
"Penggunaan versi hidung adalah cara yang nyaman untuk memberikan vaksin karena tidak menimbulkan rasa sakit, dengan efek samping yang minimal.
Setelah vaksinasi primer yang diberikan melalui suntikan, anda memiliki kekebalan sistemik, tetapi setelah imunisasi intranasal tambahan, anda menciptakan penghalang kekebalan tambahan di saluran pernafasan bagian atas," kata Logunov.
Ia pun berharap kajian formula itu diharapkan bisa dilakukan hingga 2022.
Sebelumnya pada Rabu kemarin, Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan Putin telah bekerja seperti biasa dan merasa sehat setelah divaksinasi ulang.
"Karena ia (Putin) seorang kepala negara, perlu mengambil tindakan pencegahan khusus untuk memastikan kesehatan dan keselamatan presiden, yang dilakukan para ahli," tegas Peskov.
Putin telah menerima dua dosis vaksin Sputnik V dalam pertemuan tertutup dengan dokternya pada Maret lalu, dan sejak saat itu ia meminta warga Rusia untuk mengikuti langkahnya dan mendaftar demi mendapatkan suntikan.
Menurutnya, tidak ada satu pun kasus komplikasi serius yang terjadi selama peluncuran program vaksinasi secara nasional.
"Tidak ada yang perlu ditakutkan di sini," tegas Putin.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Menkes Jerman Minta Warga Tak Pilih-pilih Vaksin
Source | : | NHS,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar