Sebab, virus corona bisa menyebabkan infeksi dalam waktu lama dan struktur genomenya membuat virus mampu bertahan di dalam tubuh. Virus ini pun bisa tak terdeteksi dalam tes dan siap untuk menyerang sekali lagi.
Adapun mereka yang paling berisiko mengalami reinfeksi, menurut penelitian di Public Health England Colindale di Inggris dan Statens Serum Institut di Denmark, orang yang pernah terinfeksi virus corona mendapat perlindungan hingga 80 persen dari infeksi kedua.
Adapun dari penelitian di Denmark, perlindungan terhadap warga lanjut usia (di atas 65 tahun) hanya 47 persen.
Dengan demikian, mengacu pada hasil penelitian itu, kalangan lansia tergolong lebih berisiko mengalami reinfeksi.
Seseorang bisa mengalami reinfeksi karena Covid-19 pun bisa berkembang atau bermutasi, sehingga memiliki banyak varian dengan karakternya masing-masing.
Baca Juga: Varian Omicron Berkaitan dengan Infeksi HIV, Awal Mewabah Gegara Masker Berkatup
Menurut sejumlah penelitian, beberapa varian mampu melawan sistem imun manusia.
Maka dari itu, orang yang pernah terinfeksi Covid-19 tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Sama halnya seperti orang yang sudah mendapat vaksin.
Walaupun vaksin memberikan perlindungan terhadap serangan virus, orang yang telah divaksin masih bisa terinfeksi jika terpapar virus Corona penyebab Covid-19.
Seseorang yang mengalami reinfeksi menurut berbagai penelitian belum sampai pada satu kesimpulan apakah gejala reinfeksi pasti lebih parah dibanding sebelumnya atau tidak.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Sebabkan Penyakit yang Bisa Dicegah Imunisasi Berisiko Bermunculan Kembali
Source | : | Primayahospital-omicron |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar