GridHEALTH.id - Candida auris bukan hanya jamur yang mengganggu, sulit untuk diobati bahkan oleh multi-obat, kata sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu di jurnal Emerging Infectious Diseases.
Jamur yang resistan terhadap obat ini memiliki semua potensi untuk menyerang sistem kekebalan kita dan melawan semua senjata yang tersedia yang kita miliki.
Jamur ini telah muncul sebagai ancaman global. Ini menimbulkan banyak tantangan di depan para ahli kesehatan, mulai dari diagnosis dan pengobatannya hingga mencegahnya menyebar lebih jauh. Sejauh ini, jamur telah ditemukan mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia.
Candida auris adalah salah satu strain dari jamur Candida. Dapat menyebar baik dari pasien ke pasien secara langsung atau dari lingkungan sekitarnya juga.
Ini dapat berkembang di kulit orang yang terinfeksi dan juga di tempat yang dekat dengannya.
Oleh karena itu, melakukan kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi Candida auris atau bahkan mengunjungi kamarnya dapat meningkatkan risiko terkena infeksi.
Baca Juga: 3 Tanda Perlemakan di Hati Ternyata Bisa Tampak Dari Kesehatan Mulut
Baca Juga: Candida Auris, Super Bug Mematikan Bisa Menjadi Ancaman Global
Infeksi yang disebabkan oleh jamur ini sulit diobati karena resistensinya terhadap 3 kelas utama obat antijamur.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 90% infeksi C. auris resisten terhadap setidaknya satu obat, sedangkan 30% resisten terhadap dua atau lebih obat.
Juga, sebuah penelitian yang didanai pemerintah Inggris memperkirakan bahwa jika peningkatan resistensi obat dari jamur ini tidak diperlambat, mungkin akan membunuh sekitar 10 juta orang secara global pada tahun 2050.
Umumnya menginfeksi luka, telinga, dan aliran darahn dan jamur ini kebanyakan menyerang orang yang dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu.
Selama tes, telah ditemukan dalam urin dan saluran pernapasan pasien. Namun, masih belum diketahui apakah Candida auris juga menginfeksi saluran kemih dan saluran pernapasan.
Menurut studi, peluang terkena infeksi ini menjadi sangat kecil jika kita memiliki sistem kekebalan yang kuat.
Namun, jika menyandang kondiisi seperti diabetes mellitus, atau baru saja menjalani pengobatan antibiotik, atau operasi, kemungkinan besar kita akan terkena infeksi karena kondisi ini menurunkan kekebalan tubuh.
Baca Juga: Mengenal Aneka Faktor Munculnya Diabetes Tipe 2, Paling Sering Karena Kegemukan
Baca Juga: Mengejutkan, Studi Panjang The Lancet Menemukan Long Covid-19 Memiliki 200 Gejala
Telah diketahui bahwa orang dengan sistem kekebalan yang lemah sebagian besar rentan terhadap infeksi ini. Oleh karena itu, memilih makanan yang dapat meningkatkan mekanisme pertahanan dapat membantu mencegah infeksi mematikan ini.
Buah jeruk termasuk lemon, jeruk, dan jeruk bali dikenal kaya akan vitamin C yang meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh dan membantu melawan infeksi.
Juga, bayam adalah pilihan yang baik karena mengandung antioksidan, vitamin C, dan beta karoten yang memiliki sifat meningkatkan kekebalan tubuh.
Bawang putih penuh dengan senyawa kaya belerang yang disebut allicin yang lagi-lagi memiliki tujuan yang sama.
Brokoli berpotensi dapat melawan infeksi jamur karena adanya antioksidan, vitamin A, C, dan E di dalamnya.
Baca Juga: Teh Hijau dan Kopi, Dua Minuman Wajib Bagi Survivor Gangguan Jantung dan Stroke
Baca Juga: Pekan ASI Sedunia 2021: Ini Dia 10 Cara Mencegah Payudara Kendur
Selain itu, yogurt, yang merupakan makanan probiotik paling umum, dapat mengatur sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan fungsinya karena mengandung bakteri baik dan juga memiliki vitamin D.(*)
Source | : | Center for Disease Control and Prevention,Gridhealth.id,Infection Control Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar