GridHEALTH.id - Varian Omicron yang merupakan varian terbaru Covid-19, menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia.
Varian dengan nama lain B.1.1.529 tersebut, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan kemudian kini menyebar ke sejumlah negara lain.
Baru-baru ini, Jepang dan Australia melaporkan terdapat kasus positif Covid-19 varian Omicron di kedua negara tersebut.
Negara lain, seperti Inggris Raya, Kanada, Austria, Belgia, Belanda, Denmark, Hong Kong, Italia, Republik Ceko, hingga Prancis juga mendeteksi adanya kasus varian Omicron.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (28/11/2021), juga telah menetapkan varian baru Covid-19 ini, sebagai variant of concern atau varian yang mengkhawatirkan.
Varian Omicron Memengaruhi Efikasi Vaksin
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, varian Omicron memiliki keterkaitan dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Hal tersebut sesuai dengan briefing yang disampaikan oleh WHO dan mengingat jumlah orang dengan HIV/AIDS di wilayah Afrika cukup banyak, yakni sekitar 25,4 juta orang.
Baca Juga: Testing dan Vaksinasi Ditingkatkan Kunci Indonesia Mampu Hadapi Varian Omicron
“Jadi kasus terjadinya varian baru ini (varian Omicron), didapatkan pada orang dengan status HIV yang belum mendapatkan vaksinasi dan sudah mendapatkan vaksinasi,” kata Nadia Tarmidzi, dalam webinar ‘Hari AIDS Sedunia’, Senin (29/11/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Nadia juga mengungkapkan munculnya Covid-19 varian Omicron ini mirip dengan varian Beta yang memengaruhi efikasi vaksin.
“Jadi kalau melihat kedua informasi, ada dua varian yang berasal dari Afrika Selatan, yakni varian Beta dan Omicron. Itu banyak terjadi pada orang dengan HIV. Itu bisa kita lihat dalam pers rilisnya WHO,” ujarnya.
Baca Juga: Bahaya Varian Omicron Menurut Ahli Epidemiologi, Berpotensi Bebani Fasilitas Kesehatan
Cegah Penularan Mampukah Vaksin Saat Ini?
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan?
Pemerintah Indonesia sendiri telah menutup perjalanan dari/ke 11 negara di antaranya Afrika Selatan, Botswana, Lesotho, Eswatini, Mozambique, Malawi, Zambia, Zimbabwe, Angola, Namibia, dan Hong Kong.
Upaya tersebut dilakukan untuk meminimalisir penyebaran varian Omicron. Nadia Tarmidzi juga mengatakan, baik WNI ataupun WNA yang melakukan penerbangan ke Indonesia, harus menjalani karantina selama 7 hari.
Penyebaran Covid-19 varian Omicron ini, membuat para ilmuwan di seluruh dunia bergegas melakukan penelitian.
Ahli genetika di Nelson R. Mandela School of Medicine, Tulio de Oliveira mengatakan, dalam waktu 36 jam setelah tanda-tanda pertama, para peneliti telah menghasilkan sampel dari 100 pasien yang terinfeksi.
Uji efikasi vaksin pun dilakukan untuk mengetahui kemampuan vaksin Covid-19 yang saat ini sudah tersedia, apakah mampu untuk menghadapi varian Omicron.
Baca Juga: Pfizer Gerak Cepat Buat Vaksin Covid-19 Khusus untuk Lawan Varian Omicron
Dua perusahaan farmasi Pfizer-BioNTech dan Moderna saat ini tengah bersiap untuk memformulasi ulang vaksin mereka, jika diperlukan, dikutip dari New York Times, Rabu (1/12/2021).
"Kita benar-benar harus waspada dengan varian baru ini dan mempersiapkannya," kata Jesse Bloom, ahli biologi evolusi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle.
“Mungkin dalam beberapa minggu, kami akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang seberapa banyak varian ini menyebar dan seberapa perlu untuk mendorong maju dengan varian vaksin,” kata Dr. Bloom.(*)
Source | : | New York Times,YouTube |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar