GridHEALTH.id - Menggigit kuku sering dilakukan oleh banyak orang, tak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Dalam studi yang diterbitkan di American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics (AJODO), kebiasaan menggigit kuku bisa menjadi tanda dari ketidakseimbangan emosional.
Baca Juga: Punya Penyakit Jantung, 6 Makanan Ini Bisa Menurunkan Risiko
Gigit kuku bagi sebagian orang hanya dilakukan sesekali dan jarang diulangi.
Namun bagi yang lainnya, menggigit kuku atau disebut onikofagia, merupakan tanda dari ketakutan atau letih yang sedang dirasakan.
Menggigit kuku merupakan kebiasaan yang mirip dengan mengigit ujung pensil, mengigit atau menarik kulit mati di bibir, atau merokok.
1. Infeksi Bakteri: Menggigit kuku dapat menyebabkan area di sekitar kuku terbuka, meningkatkan risiko infeksi bakteri. Kuku yang tergigit bisa menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme berbahaya ke dalam tubuh.
2. Peradangan: Kebiasaan ini dapat menyebabkan peradangan pada kulit di sekitar kuku, yang bisa membuatnya merah, bengkak, dan nyeri.
3. Kuku Tumbuh ke Dalam: Menggigit kuku dapat menyebabkan kuku tumbuh ke dalam (cantengan), yang juga bisa sangat menyakitkan dan memerlukan perawatan medis.
4. Masalah Gigi: Mikroba dari kuku yang masuk ke mulut dapat menyebabkan masalah gigi, termasuk gigi berlubang dan infeksi mulut.
5. Kutil dan Masalah Kulit: Menggigit kuku dapat meningkatkan risiko munculnya kutil di wajah atau bagian tubuh lainnya akibat virus yang masuk melalui luka kecil.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan menggigit kuku.
Baca Juga: Cara Mengobati Kaki Kapalan Berisi Air, Jangan Dibiarkan Infeksi
1. Potong kuku pendek
Memiliki kuku yang pendek dapat membantu mengurangi kebiasaan mengigit kuku dan kurang menggoda, karena tidak ada bagian kuku yang bisa digigit, dikutip dari American Academy of Dermatology Association.
2. Identifikasi pemicu
Menggigit kuku bisa disebabkan karena merasa bosan, stres, atau sedang merasa cemas. Cari tahu penyebabnya agar bisa mengatasi kebiasaan ini.
Source | : | prevention.com,American Academy of Dermatology,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Konten Grid |
Editor | : | Grid Content Team |
Komentar