GridHEALTH.id - Melahirkan di atas usia 40 tahun memang memiliki risiko yang tinggi bagi wanita hamil.
Melansir laman tommys.org, secara statistik, wanita yang lebih tua tampaknya lebih mungkin mengalami masalah komplikasi pada kehamilan dan persalinan.
Adapun komplikasi yang sering muncul pada wanita di atas 40 tahun, diantaranya meliputi:
1. Mengalami diabetes gestasional
Wanita hamil berusia 40-an lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes gestasional daripada wanita berusia 20-an atau 30-an.
Di Inggris, semua wanita hamil yang dianggap berisiko ditawarkan tes diabetes gestasional selama kehamilan.
2. Memiliki bayi yang sangat besar
Wanita hamil di atas 40 lebih cenderung memiliki bayi yang sangat besar (lebih dari 4,5kg atau 10lb).
Memiliki bayi yang sangat besar sering juga dikaitkan dengan diabetes gestasional.
Bidan atau penyedia layanan kesehatan akan mengatur pemindaian untuk memeriksa ukuran bayi jika menurut mereka bayi besar.
Baca Juga: Pilih Dokter atau Bidan untuk Periksa Kehamilan dan Membantu Melahirkan?
3. Perlu operasi caesar
Wanita di atas 40 adalah kelompok usia yang paling mungkin untuk melahirkan secara caesar.
Hampir dua kali lipat kemungkinan mereka membutuhkan operasi caesar. Ini mungkin karena otot rahim kurang efektif seiring bertambahnya usia, terutama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Jika memiliki komplikasi tambahan, seperti bayi besar, tim perawatan kesehatan mungkin akan mendiskusikannya tentang rencana operasi caesar.
4. Mengalami lahir mati
Jika melewati tanggal jatuh tempo, wanita berusia 40-an dua kali lebih mungkin mengalami kelahiran mati dibandingkan dengan wanita di bawah 35 tahun.
Sangat penting untuk memantau gerakan bayi ketika dalam kandungan.
Hubungi bidan atau unit bersalin segera jika merasa gerakan bayi telah melambat, berhenti atau berubah.
Semua wanita hamil di atas 40 tahun ditawarkan induksi sekitar tanggal jatuh tempo mereka, karena risiko lahir mati meningkat setelah 40 minggu.
5. Mengalami kelainan kromosom
Menjadi ibu yang lebih tua berarti kita memiliki peluang lebih tinggi untuk memiliki bayi dengan kelainan kromosom, seperti sindrom Down dan sindrom Patau.
Baca Juga: Asal-usul Varian Omicron, Benarkah Berasal Dari Virus Flu Biasa?
Namun, semua wanita hamil ditawarkan tes skrining untuk mendeteksi sejak dini kelainan kromosom.
Meski demikian, bukan berarti wanita hamil diatas usia 40 tahun akan pasti mengalami komplikasi tersebut.
Dengan berkonsultasi, baik itu pada dokter maupun bidan, komplikasikehamilan tersebut bisa diminimalisir.
Terlebih, umumnya para bidan dan dokter telah dilatih untuk merawat wanita hamil di usia 40-an, tetapi juga dapat dirujuk ke konsultan.
Di beberapa rumah sakit dan unit bersalin, wanita di atas 40 tahun akan berada di bawah perawatan yang dipimpin konsultan. Ini tergantung pada kebijakan rumah sakit masing-masing.
Lantas, apa yang dapat dilakukan untuk memastikan wanita memiliki kehamilan yang sehat di atas 40 tahun?
Baca Juga: Perubahan Tubuh Setelah Melahirkan, Ibu Jangan Takut Gendut, Ini faktanya
Selain berkonsultasi, hal terbaik yang dapat dilakukan wanita hamil pada usia berapa pun adalah berkonsentrasi pada upaya untuk menjadi sesehat mungkin dengan:
- Tidak merokok
- Makan makanan yang sehat dan seimbang
- Menurunkan berat badan sebelum hamil jika merasa mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
- Mengelola kenaikan berat badan jika kelebihan berat badan atau obesitas dalam kehamilan
- Mencoba menghindari infeksi tertentu selama kehamilan, termasuk rubella
- Menghindari makanan tertentu selama kehamilan
- Tidak minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang selama kehamilan
tetap aktif
- Membatasi asupan kafein sebelum dan selama kehamilan.(*)
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Melahirkan di Usia 39 Minggu Terbaik Untuk Bayi
Source | : | Tommys.org,Nytimes.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar