GridHEALTH.id - Desember, tepatnya setiap tanggal 1, adalah hari AIDS sedunia.
Setiap tangal 1 Desember kita semua diingatkan mengenai infeksi HIV/AIDS.
Pun kita semua diingatkan akan target bersama 2030 untuk mengeliminasi HIV/AIDS di muka bumi.
Pemrintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan eliminasi AIDS pada tahun 2030 mendatang. Komitmen tersebut tercermin dalam target 95-95-95 yakni 95% pertama ODHIV mengetahui status HIV, 95% kedua ODHIV mendapatkan terapi obat ARV, 95% ketiga semua ODHIV yang udah dapat obat ARV mengalami penurunan viral load.
Saat ini, dilihat dari data permodelan epidemi HIV dengan aplikasi Asian Epidemic Modeling dan Spectrum, diperkirakan ada sekitar 543.100 ODHIV yang tersebar di Indonesia.
Plan Strategis Indonesia Eliminasi HIV/AIDS
Baca Juga: Belum Banyak yang Sadar, Ini Risiko Melahirkan Caesar Bagi Ibu dan Bayi
Kemenkes telah menyusun langkah strategisbersama stakeholder terkait untuk mengejar dan mencapai target tersebut, diantaranya menerbitkan RAN Eliminasi HIV AIDS, Perluasan akses pencegahan, layanan diagnosis HIV dan pengobatan ART dan infeksi oportunistik, menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait serta melakukan inovasi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS.
Usaha yang kita lakukan secara komprehensif ini berdasarkan status kesehatan orang-prang tersebut. Ini membuat kita tidak melakukan diskriminasi dan mengutamakan Hak Asasi Manusia agar semua ODHA mendapatkan akses yang baik di bidang kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, pada Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia 2021 di Jakarta (1/12/2021).
Penyebab Eliminasi HIV/AIDS di Indonesia Jauh dari Target
Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Indonesia, ODHA Paling Banyak di Jateng, 16 Kabupaten/Kota Belum Pernah Melaporkan
Tapi sayang, kini capaian eliminasi HIV AIDS di Indonesia masih jauh dari target.
Hal ini bisa terjadi karena disebabkan beberapa hal.
Menurut Wamenkes Dante, penyebabnya yaitu;
* Jumlah fasyankes yang mampu melakukan skrining HIV belum merata serta rendahnya kesadaran ODHIV melakukan pengobatan ARV.
“Saat ini kita belum mencapai 3 target eliminasi tersebut khususnya target pengobatan dan target surpresi viral loadnya. Ini karena belum tersedianya fasyankes yang merata untuk melakukan tes dan pengobatan HIV AIDS, tingginya lost to follow up pada pasien HIV AIDS sehingga pengobatan belum optimal,” jelasnya.
Baca Juga: Jarang yang Tahu, 6 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Sebabkan Jerawat
Karenanya tidak heran, saat ini dari target triple 95%, dilaporkan baru ada 75% ODHA yang mengetahui status HIV, dan baru 39,6% ODHIV yang mendapatkan obat ARV, dan baru 32,4% ODHIV yang mendapatkan ARV sudah mengalami penurunan viral load.
* Stigma keluarga penderita HIV/AIDS, menurut wamenkes juga memengaruhi.
Minimnya dukungan dari orang sekitar turut berdampak pada rendahnya tingkat kepatuhan ODHIV melakukan pengobatan ARV.
Padahal orang dengan HIV tentu memerlukan dukungan untuk tidak menghentikan pengobatan tanpa indikasi medis dan tetap semangat karena dengan ARV, tetap dapat berkarya dengan baik.
Baca Juga: Kasus Dokter Gadungan Elwizan Aminuddin Berbuntut Panjang, Sindikat Pemalsu Ijazah
Karenanya untuk hal ini Kementerian Kesehatan memiliki komitmen dalam upaya agar stigma dan diskriminasi pada pasien pasien HIV AIDS dengan menjamin hak asasi manusia termasuk orang dengan HIV.
* Tentu hal lainnya yang harus dikebut adalah menerapkan kebijakan untuk meningkatkan akses pelayanan pada HIV harus kita secara komprehensif terintegrasi dan bermutu.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah mencanangkan Program STOP (Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan).
“Ini akan memberikan refleksi kita untuk melakukan upaya yang terbaik dimasa yang akan datang sehingga kita bisa melakukan optimalisasi dan sinergisme diantara kelembagaan dan kita bisa menempatkan pasien ODHA di tempat strategis dan sebaik-baiknya bedasarkan hak asasi yang mereka miliki,” pungkasnya.(*)
Baca Juga: Healthy Move, 7 Tips Untuk Berjalan di Pantai Agar Manfaatnya Maksimal
Source | : | SehatNegeriku Kemenkes-HIV |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar