GridHEALTH.id - Sebagai manusia yang paling tahu tentang Covid-19, Maria Van Kerkhove dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) ternyata juga berharap bisa melakukan perjalanan liburan bersama keluarga pada akhir tahun ini.
Menurutnya, “Secara pribadi, saya bersedia melakukan segalanya untuk bisa liburan bersama keluarga,” papar kata ketua tim teknis Covid-19 di WHO itu dalam wawancara dengan NEW SCIENTIST, yang dipublikasikan pada 8 Desember 2021.
Baca Juga: Risiko Kanker Payudara Menurun ke Anak Perempuan dari Orangtua
Melihat hal ini, Maria Van Kerkhove saja bersedia melakukan banyak hal untuk bisa liburan di akhir 2021, tentu banyak yang akan bertanya-tanya, apa kabarnya pandemi dan varian Omicron?
Apalagi jika kita tahu dalam wawancara tersebut Maria Van Kerkhove mengatakan sangat berbahaya untuk meyakini infeksi varian itu hanya ringan.
Bahkan dirinya masih memperingatkan kebutuhan akan jaga jarak, pakai masker dan protokol kesehatan lainnya.
Prihal infeksi varian Omicron, menurut Maria Van Kerkhove banyak pasien menunjukkan gejala ringan dan jika dibandingkan dengan gelombang-gelombang wabahnya yang sebelumnya, Omicron kelihatannya lebih lunak dan akan segera mendapatkan lebih banyak data tentang ini.
Baca Juga: Mengenal Mamografi, Pemeriksaan untuk Deteksi Kanker Payudara
Dalam wawancara tersebut pun Maria Van Kerkhove menyatakan, telah melihat keseluruhan spektrum keparahan dari infeksi varian Omicron, dan orang bisa meninggal karenanya.
Jadi mengatakan, “Ini ringan saja,” adalah sangat berbahaya.
Selain itu Maria Van Kerkhove pun menyatakan varian Omicron sepenuhnya bisa diprediksi.
Bukan mutasi spesifiknya, tapi prediksi bahwa akan memiliki sebuah varian yang berpotensi lebih mudah ditularkan, sebuah varian yang memiliki kemampuan mengelak dari respons imun tubuh (berkurangnya proteksi dari vaksin-vaksin dan infeksi sebelumnya).
"Pada 2022, saya berharap untuk melihat pengurangan yang signifikan dalam angka rawat inap di rumah sakit dan kematian orang-orang yang sudah divaksinasi. Pada saat yang bersamaan, virus akan berevolusi karena kita tidak berbuat cukup untuk mencegah penyebarannya."
"Saya tidak mendorong dilakukan lockdown, tapi social distancing, memakai masker, bekerja dari rumah dan memperbaiki ventilasi—seluruh protokol yang sudah kita buktikan sangat menolong.," paparnya yang juga menyatakan apa yang dilakukan negara-negara dalam satu sampai 10 pekan ke depan benar-benar akan mempengaruhi apa yang terjadi dengan varian Omicron.
Menurutnya untuk tahun depan akan sangat bergantung kepada kita sendiri.
Baca Juga: Bisakah Pria Mengalami Kanker Payudara? Ini Penjelasan Dokter
Melansir VOA Indonesia (4/12/2021), Van Kerkhove mengatakan ada laporan orang-orang yang terjangkit omicron yang “tingkat keparahannya bervariasi,” dari ringan higga parah.
Ditambahkannya, kasus awal terdeteksi di “kelompok mahasiswa” yang menunjukkan gejala ringan, tetapi menambahkan bahwa mereka adalah “individu yang cenderung lebih muda, dan cenderung menunjukkan infeksi yang lebih ringan.”
Adapun Kepala Urusan Darurat WHO Dr. Michael Ryan menambahkan, penting untuk “bersikap hati-hati” ketika menyebut kasus omicron yang “ringan,” karena “fakta bahwa sebagian besar kasusnya ringan mungkin mencerminkan fakta bahwa varian ini merebak di antara orang-orang muda yang sehat.”(*)
Baca Juga: Setelah Melahirkan Wanita Berisiko Terkena Wasir, Begini Pengobatannya
Source | : | VOA-omicron,Tempo-omicron |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar