"Tolong juga dipastikan kurangi perjalanan ke luar negeri yang tidak penting. Sekarang penyebaran Omicron memang terbukti sangat cepat di Inggris yang tadinya cuma 10 kasus per hari, naik 100 kasus per hari ,sekarang sudah 70.000 per hari. Lebih tinggi daripada puncaknya kasus yang terjadi di Indonesia pada bulan Juli 50 ribu kasus per hari jadi penularannya sangat cepat," jelasnya.
Diketahui penularan virus corona ini diketahui sangat sulit diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Karenanya selain mendapatkan vaksin Covid-19 yang ada, masyarakat harus disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Menurut penjelasan di laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Baca Juga: Pekerja Wisma Atlet Orang Pertama Terdeteksi Varian Omicron di Indonesia
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.
Meski masih dalam penelitian, bagaimana dampak Omicron, apakah menjadi lebih berat, namun laju penularan varian ini perlu diwaspadai.
"Jadi penularan yang tinggi di ujungnya akan bisa memberikan tekanan di rumah sakit," imbuh Budi.(*)
Baca Juga: WHO; Silahkan Berlibur Akhir Tahun, Tapi Jangan Anggap Ringan Infeksi Varian Omicron
Source | : | Who.int,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar