GridHEALTH.id - Kanker payudara merupakan kondisi yang disebabkan oleh sel yang ada di kelenjar payudara tumbuh tidak terkontrol.
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol ini, dapat merusak organ-organ tubuh di sekitar payudara dan membahayakan tubuh.
Gejala kanker payudara yang sudah diketahui oleh banyak orang dan bisa terdeteksi secara mandiri adalah benjolan.
Benjolan kanker payudara memiliki ciri khasnya tersendiri, terasa padat dan keras ketika sedang diraba.
Baca Juga: Kulit Payudara Berkerut Seperti Kulit Jeruk? Waspada Kanker Payudara
Selain itu, kanker payudara juga bisa menyebabkan timbulnya luka yang bisa berubah menjadi borok dan membuat kulit berkerut seperti jeruk.
Deteksi kanker payudara bisa dilakukan secara mandiri di rumah dengan metode SADARI atau melalui pemeriksaan mamografi, USG payudara, dan juga biopsi.
Seperti penyakit yang lain, kanker payudara juga dapat diobati. Terutama jika masih pada tahap awal dan belum menyebar (metastasis).
Dokter Spesialis Bedah Onkologi dari Brawijaya Hospital Antasari dr Arief Wibisono, Sp.B(K) Onk, menjelaskan terdapat empat jenis pengobatan kanker payudara.
"Pengobatan kanker payudara setiap individu berbeda, disesuaikan dengan tipe selnya, sifat tumor, hormon, dan disesuaikan dengan stadium," kata dokter Arief kepada GridHEALTH dalam liputan khusus, Sabtu (11/12/2021).
Jenis pengobatan kanker payudara di antaranya operasi, radiasi, terapi hormon, dan kemoterapi.
"Pengobatan kanker payudara utamanya adalah operasi. Operasi tergantung dari besar dan lokasi tumor," ujar dokter Arief.
Operasi kanker payudara terdiri dari hanya angkat benjolan, angkat payudara dan putingnya, puting payudara dan otot dada, gundukan payudara tanpa puting atau kulit, dan seluruh bagian payudara.
Baca Juga: Inilah Pemeriksaan Tahap Awal untuk Mendeteksi Kanker Payudara
Operasi akan ditunda sementara waktu jika ukuran tumor terlalu besar dan terdapat luka.
Wanita yang mengidap kanker payudara perlu menjalani kemoterapi terlebih dahulu.
"(Kemoterapi) kalau stadium 4 mungkin, umumnya kita nilai 6 siklus pemberiannya. Enam kali pemberian (obat kemoterapi) umumnya per tiga minggu," jelasnya.
Kemoterapi umumnya berhasil mengurangi ukuran tumor ganas kanker payudara sehingga bisa dioperasi atau diangkat.
Efek samping kemoterapi yang mungkin dialami pengidap kanker payudara di antaranya mual dan muntah, sembelit, mulas, demam, nyeri pada sendi otot, pusing, hingga gangguan haid.
Setelah menjalani operasi, pengidap kanker payudara diwajibkan untuk melakukan terapi radiasi.
Baca Juga: Bisakah Pria Mengalami Kanker Payudara? Ini Penjelasan Dokter
"Pasca operasi angkat benjolan itu wajib diradiasi. Namanya BCT (Breast Conversing Theraphy) yang teridiri atas kombinasi operasi angkat bejolan dan radiasi," ujar dokter Arief.
Seperti kemoterapi, radiasi kanker payudara juga memiliki efek seperti perubahan warna kulit di dada, luka dan koreng, mudah lelah, dan anemia.
Pengobatan kanker payudara yang lainnya yaitu terapi hormon.
Pada terapi ini, wanita yang berada di fase perimenopause obat seperti tamoxifen dan jika sudah menopause diberikan obat penghambat enzim aromatase.
Terapi hormon dilakukan untuk mengatasi kanker payudara yang disebabkan oleh estrogen dan progesteron.
Efek samping dari terapi ini seperti tidak menstruasi, menopause dini, kegemukan, nyeri di jari tangan/kaku atau lutut, dan osteoporosis.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar