GridHEALTH.id - Booster vaksin Sinovac dilaporkan dapat melindungi tubuh melawan varian Omicron hingga 94 persen.
Hal itu diketahui setelah Sinovac mengutip studi laboratoriumnya, melansir Forbes (16/12/2021), untuk menanggapi sebuah penelitian yang datang dari Hongkong.
Penelitian dari Hongkong tersebut menyatakan, dua dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac gagal menghasilkan antibodi terhadap varian Covid-19 terbaru.
Sementara menurut laporan Nikkei Asia, Sinovac dalam studinya menunjukkan 7 dari 20 orang yang sudah menerima dua dosis vaksin CoronaVac-nya diuji positif untuk menetralkan antibodi—yang menurut pembuat vaksin adalah tingkat kemanjuran 35 persen.
Ahli vaksin mencatat dari 48 orang yang menerima tiga dosis CoronaVac, 45 orang diantaranya atau 94% dinyatakan positif menetralkan antibodi.
Saat ini, perusahaan sedang melakukan studi tambahan untuk menawarkan evaluasi yang lebih komprehensif, jelas laporan itu, untuk membuktikan keampuhan booster vaksin Sinovac.
CoronaVac buatan Sinovac adalah salah satu vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
CoronaVac juga menjadi salah satu dari dua vaksin Covid-19 buatan China yang menerima persetujuan penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sinovac merilis laporan soal efektivitas dosis ketiga atau booster-nya beberapa hari setelah Universitas Hong Kong menerbitkan penelitian tentang kurangnya respons antibodi dari CoronaVac.
Hasil Penelitian di Hongkong
Universitas Hong Kong, dalam penelitiannya, mengangkat kekhawatiran tentang efektivitas vaksin yang banyak digunakan di dunia ini terhadap varian Omicron.
Diketahui, varian Covid-19 terbaru yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini mampu menyebar dengan cepat.
SCMP menunjukan studi di HKU memeriksa antibodi penetralisir, hampir sama seperti respons imun yang berfungsi sebagai penanda kasar untuk perlindungan terhadap infeksi.
Dari 25 orang yang menerima dua dosis penuh CoronaVac, tidak ada yang ditemukan memiliki tingkat antibodi penetral yang terdeteksi, menurut penulis studi dan pakar penyakit menular terkemuka Yuen Kwok-yung dan timnya.
Di sisi lain, orang yang divaksinasi penuh dengan Pfizer-BioNTech, lima dari 25 orang memiliki tingkat antibodi yang dapat dideteksi.
Tetapi, level tersebut 35 hingga 40 kali lebih rendah dibandingkan reaksi pada strain virus corona asli, dan mengalami pengurangan "signifikan" dibandingkan respons terhadap varian Beta dan Delta sebelumnya.
Baca Juga: Pasien Kedua yang Terdeteksi Varian Omicron Anak Perempuan Usia 8 Tahun di Negeri Jiran Malaysia
Perlu Booster
"Virus varian Omicron mampu menurunkan efektivitas dua dosis vaksin Covid-19, khususnya terhadap CoronaVac."
"Oleh karena itu, penerima vaksin Covid-19 atau bahkan pasien Covid-19 yang sembuh mungkin berisiko lebih tinggi mengalami infeksi ulang," kata para ilmuwan dalam sebuah pernyataan di situs web HKU.
"Masyarakat disarankan untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin sesegera mungkin sambil menunggu generasi berikutnya dari vaksin yang lebih cocok," tulis mereka.
Temuan, yang hanya melihat satu aspek dari respon sistem kekebalan, menambah data baru yang menunjukkan dosis booster mungkin diperlukan untuk meningkatkan perlindungan vaksin terhadap strain Covid-19 baru.
Pfizer dan BioNTech pekan lalu mengumumkan studi laboratorium awal menunjukkan tiga dosis vaksin mereka dapat menetralkan varian Omicron, sementara dua dosis menunjukkan tingkat netralisasi yang berkurang secara signifikan.
Sebanyak 808 juta dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac telah didistribusikan China ke seluruh dunia, menurut data Bridge Consulting yang berbasis di Beijing.(*)
Baca Juga: Cara Mencegah Terpapar Varian Omicron Menurut WHO, Supaya Penyebarannya Tidak Meluas
Source | : | Forbes |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar