GridHEALTH.id - Setelah merebaknya varian Omicron yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan, varian Omicron pun dihubung-hubungkan dengan infeksi HIV/AIDS.
Bahkan ilmuan di Afrika Selatan tengah menyelidiki hubungan varian Omicron dengan HIV.
Kaitan varian Omicron dan HIV menjadi hipotesis yang dianggap masuk akal. Diduga ada hubungan antara varian virus corona tersebut dengan proses mutasi pada orang-orang yang terinfeksi Covid-19 dan mengalami gangguan kekebalan tubuh karena beberapa faktor, salah satunya HIV.
Mengenai hubungan infeksi varian Omicron dengan HIV/AIDS ini ditanggapi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Nadia Tarmidzi Menyebut bahwa varian baru Covid-19 jenis Omicron (B1.1529) berkaitan dengan infeksi human Immunodeficiency Virus (HIV).
Menurut Nadia dalam Webinar Hari AIDS Sedunia 2021 secara daring, "Kasus terjadinya varian baru ini didapatkan pada seorang dengan kasus HIV yang belum mendapatkan vaksinasi dan yang sudah mendapatkan vaksinasi."
Baca Juga: Begini Cara Mengatur Menu Harian Diabetes, Agar Gula Darah Terkontrol
Afrika Selatan Epidemi HIV Terbesar di Dunia
Nadia pun mengatakan, dari briefing yang disampaikan oleh WHO, kemungkinan varian ini muncul dikaranakan kita tahu Afrika Selatan itu sebagian besar orang dengan HIV.
Seperti diketahui, Afrika Selatan adalah tempat epidemi HIV terbesar di dunia.
Bahkan, menurut Nadia, dikutip dari AntaraNews.com (29/11/2021), varian baru Covid-19 dari Afrika Selatan itu hampir sama dengan varian lainnya yang berasal dari sana, yaitu varian Beta.
Adapun laporam dari peneliti di Afrika Selatan, melansir BBC Indonesia, Selasa (21/12/2021), "Biasanya sistem kekebalan akan mengeluarkan virus dengan cukup cepat, jika berfungsi penuh," kata Profesor Linda-Gayle Bekker, yang mengepalai Desmond Tutu HIV Foundation di Cape Town.
Baca Juga: Abses Peritonsil, Radang Amandel yang Bisa Menurunkan Kecerdasan Anak
Masih menurut Profesor Bekker. "Penting untuk ditekankan bahwa orang yang menggunakan pengobatan anti-retroviral, obat ini memulihkan kekebalan mereka."
Hubungan Varian Omicron dengan HIV/AIDS
Mengenai hal ini, hubungan varian Omicron dan HIV/AIDS, Profesor Salim Karim, seorang spesialis HIV terkemuka mengatakan hubungan antara pasien yang memiliki gangguan kekebalan tubuh dan varian Covid baru adalah 'hipotesis yang masuk akal'.
"Tapi itu tidak terbukti. Kami telah melihat lima varian datang dari empat benua yang berbeda. Jadi, mengkambinghitamkan Afrika sungguh keterlaluan," kata mantan ketua komite penasihat Covid-19 pemerintah Afrika Selatan itu, dikutip dari Kompas.com (22/12/2021).
Baca Juga: Penyakit Liver Rentan Dialami Penyandang Diabetes, Lakukan Ini Untuk Mencegahnya
"Saya katakan bahwa kami tidak khawatir tentang orang-orang dengan gangguan kekebalan dari seluruh dunia. Kami hanya khawatir jika mereka berkulit hitam dan dari Afrika," imbuh Profesor Karim.
Selain itu, para ilmuwan juga mencatat bahwa ada banyak alasan lain, secara global, mengapa sistem kekebalan tubuh manusia perlu dipertimbangkan.
Varian Alpha, misalnya, kemunculannya di Inggris telah dikaitkan dengan pasien yang menerima pengobatan untuk kanker.
Baca Juga: 5 Jenis Protein Perlu Dikonsumsi Agar Luka Jahitan Usai Melahirkan Cepat Kering
"Diabetes, kanker, kelaparan, penyakit autoimun, TB kronis, obesitas, kami memiliki populasi besar orang dengan kekebalan yang tertekan karena alasan lain," jelas Profesor Marc Mendelson, kepala penyakit menular di rumah sakit Groote Schuur Cape Town.
Untuk diketahui, hampir 8 juta orang di Afrika Selatan, hidup dengan HIV.
Akan tetapi, sekitar sepertiga populasi itu, saat ini tidak minum obat.
"Ada banyak masalah. Beberapa (orang) tidak ingin dites. Beberapa tidak ingin tahu. Ada stigma seputar HIV," kata seorang pekerja penghubung masyarakat, Asiphe Ntshongontshi.(*)
Baca Juga: Tips agar Bisa Tidur Nyenyak di Malam Hari, Salah Satunya Cobalah Lakukan Meditasi
Source | : | Kompas.com,antaranews.com,BBC |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar