GridHEALTH.id - Masih ingat dong prihal video viral penumpang WNI di bandara Soetta yang terlantar.
Dalam video tersebut seolah-olah petugas, dalam hal ini Satgas Udara dan Pemerintah tidak memikirkan dan melakukan yang terbaik bagi WNI yang baru datang dari luar negeri.
Ternyata kondisi sebenarnya tidak seperti yang tampak dalam unggahan video viral tersebut.
Baca Juga: 4 Gejala dan Jenis Penyakit Infeksi Kelamin Perempuan yang Sering Terjadi
Sampai-sampai, Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, ikut menanggapi kejadian tersebut.
Bahkan Menteri Luhut sampai menegaskan bahwa sebagian orang yang ada di video tersebut merupakan para wisatawan yang beru kembali berlibur.
Hal tersebut diketahui setelah Menteri Luhut meminta Polda Metro Jaya melakukan razia di Bandara Soekarno-Hatta.
“Banyak yang belanja ke luar negeri, shopping, tetapi tidak mau dikarantina di hotel. Padahal dia bisa. Dia minta dikarantina di Wisma Atlet karena gratis,” ujarnya.
Lebih lengkapnya prihal video viral tersebut bisa klid di SINI dan di SINI.
Baca Juga: Kualitas Sperma Laki-laki Menurun Pasca Sembuh dari Covid-19, Studi
Aturan Karantina di Indonesia
Untuk diketahui, penumpang dari luar negeri yang bukan pekerja migran Indonesia, pelajar, atau aparatur sipil negara (ASN), wajib melakukan karantina kesehatan di hotel yang berbayar.
Ketentuan soal karantina kesehatan tersebut tercantum dalam surat edaran (SE) Satgas Covid-19 Nomor 25 Tahun 2021.
Tapi atas dasar kebijaksanaan, pada kejadian tersebut, Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono mengaku terpaksa memasukkan penumpang dari luar negeri ke Wisma Atlet untuk menjalani karantina kesehatan.
Baca Juga: 12 Penyakit Infeksi Pada Ibu Hamil Ini Dapat Pengaruhi Bayi Dalam Kandungan
Tapi ada Syaratnya, mereka ditempatkan di akhir antrean.
"Yang bersangkutan (wisatawan) itu tidak berhak untuk (karantina) di wisma," ucap Agus dalam rekaman suara, Rabu (22/12/2021), dikutp dari Kompas.com (23/12/2021).
"Saya memiliki antisipasinya. Dia saya sendirikan, saya kelompokkan, untuk mengikuti jalur setelah yang berhak ke wisma. Dia yang paling terakhir untuk saya kirim ke Wisma (Atlet)," jelas Agus.
Menurut Agus, banyak wisatawan, terutama warga negara Indonesia (WNI), yang tak memahami aturan soal kelompok yang berhak menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet.
Baca Juga: Begini Cara Mengatur Menu Harian Diabetes, Agar Gula Darah Terkontrol
Sehingga tak sedikit di antara mereka yang memaksa untuk dikarantina di sana. Dan muncul video viral tersebut beberapa waktu lalu.
"Banyak wisatawan khususnya WNI yang tidak memahami siapa saja yang boleh ke wisma. Namun, dia memaksakan diri ke wisma," ujar Agus.
WNI Baru Pulang Wisata dari Luar Negeri Maunya Karantina Gratis
Asal tahu saja, per harinya ada 50-60 wisatawan WNI yang baru pulang dari luar negeri memaksa untuk dimasukkan ke Wisma Atlet.
Baca Juga: Abses Peritonsil, Radang Amandel yang Bisa Menurunkan Kecerdasan Anak
Pada Selasa (21/12/2021), ada 57 wisatawan yang akhirnya dimasukkan ke Wisma Atlet.
Saat ditanya apakah diizinkannya para wisatawan untuk karantina di Wisma Atlet adalah bentuk pelonggaran, Agus membantahnya.
Agus memutuskan itu karena khawatir disebut arogan, sehingga mengizinkan para wisatawan karantina di wisma.
"Bukan ada kelonggaran. Mau tidak mau, apabila Mas itu kan bagaimana? Digitukan (tidak diizinkan karantina di Wisma Atlet) aja, saya dibilang tidak manusiawi. Nanti saya sebagai petugas dibilang arogan," ucap Agus.
Baca Juga: Ini Ramalan Bill Gates Tentang Masa Depan Covid-19 Varian Omicron
Masih menurut Agus, WNI wisatawan dari luar negeri yang baru pulang memaksa menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet beralasan tidak memiliki uang.
"Alasannya uang, rata-rata itu (wisatawan minta karantina di Wisma Atlet) endak punya uang," kata Agus.
Padahal, menurut Agus, mereka yang meminta untuk karantina secara gratis bertolak belakang dengan penampilannya atau latar belakang perjalanannya di luar negeri.
"Dari segala penampilan glamor dan sebagainya, itu bisa ke luar negeri, jalan-jalan. Dilihat dari paspornya, dilihat dari penampilan, itu berhak (karantina) di hotel, bukan karantina di wisma," paparnya.(*)
Baca Juga: Waspadai Epiglotitis Pada Anak, Bisa Dicegah Dengan Imunisasi Hib
Source | : | Kompas.com,Gridhealth |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar