GridHEALTH.id – Alat kelamin wanita merupakan anggota tubuh yang rentan mengalami gangguan kesehatan.
Salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi adalah miss V atau vagina gatal. Ketidaknyamanan timbul saat vagina sering terasa gatal.
Setiap wanita pasti pernah merasakan vagina gatal setidaknya sekali dalam seumur hidup dan itu sebenarnya merupakan hal yang normal.
Namun jika terjadi terlalu sering, maka perlu diwaspadai. Pasalnya, vagina yang sehat tidak seharusnya gatal terlalu sering.
Baca Juga: Vitamin D Bagi Ibu Hamil, Kurangi Sakit Hingga Cegah Diabetes dan Infeksi Kehamilan
Meskipun di miss V terdapat bakteri, tapi alat kelamin bisa membersihkan dirinya sendiri, sehingga seharusnya tidak terlalu sering gatal, kata Audra Williams, MD, asisten profesor di obstetric dan ginekologi di University of Alabama, Birmingham School of Medicine.
“Vagina benar-benar menjaga dirinya sendiri. Ada bakteri alami yang menjaga keseimbangan dalam vagina, dan ketika keseimbangan itu ternganggu, itu bsia mengarah ke lebih gatal atau mengeluarkan banyak cairan,” ujarnya dikutip dari Prevention.com, Senin (03/01/2022).
Vagina gatal perlu dicari tahu penyebabnya, karena terdapat beberapa kondisi yang bisa memicu rasa gatal di area tersebut. Mulai dari yang bisa hilang dengan sendirinya, hingga infeksi menular seksual.
Berikut ini beberapa penyebab yang sering membuat vagina gatal.
1. Infeksi jamur
Penyebab paling umum adalah infeksi jamur. Sekitar 75% wanita pernah mengalami kondisi ini, yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur di vagina yang tidak seimbang.
Selain gatal, infeksi jamur juga menyebabkan vagina iritasi dan keputihan abnormal. Untuk mengatasi vagina gatal karena infeksi jamur, dokter akan memberikan obat antijamur dalam yang bisa diminum atau dioleskan ke vagina, dikutip dari Cleveland Clinic, Senin (03/01/2022).
Pengobatan ini dilakukan untuk mengatasi pertumbuhan jamur yang terlalu banyak di vagina.
Baca Juga: 6 Penyebab Kaki Tiba-tiba Bengkak, dari Kondisi Ringan Hingga Berat
2. Vaginosis bakterial
Vagina gatal juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di vagina atau vaginosis bakterial. Selain gatal, kondisi ini juga membuat wanita mengalami keputihan yang berbau amis, serta nyeri saat buang air kecil.
Vagina gatal karena kondisi ini, biasanya akan diatasi dengan antibiotik jika gejalanya muncul terus-menerus atau gejalanya muncul saat wanita sedang hamil, karena berisiko melahirkan prematur.
Baca Juga: Gejala Infeksi Setelah Melahirkan dan Cara Menanganinya, Ibu Harus Tahu
3. Menopause
Berakhirnya siklus menstruasi atau menopause, sekitar usia 51 tahun, bisa menyebabkan vagina gatal. Ini menjadi tanda dari perubahan hormonal selama dan sesudah menopause, yang mengarah pada atrofi vagina.
Atrofi vagina membuat vagina kering, sehingga gatal dan iritasi. Vagina gatal selama menopause bisa diobati dengan menggunakan krim atau obat minum yang meningkatkan hormon estrogen.
4. Infeksi menular seksual
Vagina gatal karena infeksi menular seskual memang jarang terjadi, tapi ini masih mungkin dialami oleh wanita. Penyebabnya adalah parasit bernama Trichomoniasis vaginalis.
Tak hanya menyebabkan vagina gatal, infeksi menular seksual juga membuat wanita merasakan nyeri dan keputihan dengan bau tidak sedap.
Ini bisa diobati dengan menggunakan obat yang diresepkan oleh dokter (antiparasit atau antivirus) dan tidak melakukan hubungan intim selama menjalani pengobatan.
Baca Juga: 4 Ciri Kutil, Benjolan di Kulit Akibat Infeksi HPV dan Penanganannya
5. Stres
Wanita yang sedang stres juga bisa menyebabkan vagina gatal dan iritasi. Ini terjadi saat stres melemahkan sistem kekebalan, sehingga membuat tubuh rentan terinfeksi.
Cara mencegah vagina gatal yakni dengan selalu mengganti pembalut atau pantyliner setiap empat jam sekali, tidak menggunakan celana dalam basah, pilih celana dalam berbahan katun, dan hindari produk kewanitaan dengan wewangian. (*)
Source | : | prevention.com,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar