GridHEALTH.id - Penyuntikan vaksin Covid-19 masih menjadi salah satu yang efektif dalam mencegah keparahan dan penyebaran virus Covid-19.
Dijelaskan pada laman nhs.uk (30/3/2021), bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.
Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19 sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.
Namun diketahui vaksin Covid-19 yang ada saat ini belum bisa melindungi kita 100 persen atau seumur hidup dari infeksi penyakit tersebut.
Menanggapi masalah tersebut, Ilmuwan Jepang Michinori Kohara, menyampaikan kabar baiknya.
Menurut Kohara, bukan tidak mungkin vaksin Covid-19 akan memiliki perlindungan seumur hidup di masa mendatang dan minum efek samping.
Hal ini berdasarkan pada teknologi mutakhir yang digunakan.
Kohara mengatakan, pihaknya kini telah berencana mulai memproduksi vaksin Covid-19 dengan perlindungan seumur hidup pada 2024.
Apalagi vaksin yang tengah dikembangkan timnya telah terbukti efektif pada tikus dan primata serta siap untuk dilakukan uji klinis.
Baca Juga: Laporan Akhir Tahun WHO, Dunia Gagal Mencapai Target 40% Vaksinasi Covid-19
Pembuatan Berdasarkan Vaksin cacar di Abad ke-18
Melihat semua vaksin Covid-19 saat ini yang membutuhkan suntikan dosis penguat (booster) agar tetap efektif melawan Covid-19,
Penyelidik emeritus di Tokyo Metropolitan Institute of Medical Science akhirnya memutuskan untuk membuatnya berdasarkan vaksin cacar abad ke-18, yang dianggap sebagai eliminasi penyakit mematikan itu.
"Saya telah mengerjakan berbagai teknologi vaksin seperti adenovirus dan messenger RNA (mRNA), namun vaksin yang menggunakan vektor virus vaccinia adalah yang paling kuat dari semuanya dengan sedikit efek samping," kata Kohara dikutip dari laman Russia Today, Minggu (2/1/2022)
Ia menambahkan bahwa vaksin tersebut dapat menginduksi antibodi dan kekebalan seumur hidup.
Menurut peneliti, satu suntikan virus vaccinia rekombinan yang mengandung protein lonjakan virus SARS-CoV-2 akan tetap efektif selama lebih dari 20 bulan.
"Tidak ada vaksin lain yang dapat mencapai efek ini, dua suntikan yang diambil dalam interval 3 minggu dapat meningkatkan antibodi penetralisir hingga 10 kali lipat," tegas Kohara.
Pengujian vaksin pada tikus yang terinfeksi flu burung dan kera yang terinfeksi virus corona diklaim terbukti efektif.
Uji klinis akan dimulai pada paruh pertama 2023 dengan partisipasi 150 hingga 200 sukarelawan.
Jika uji coba yang akan dilakukan oleh perusahaan farmasi Jepang Nobelpharma Co itu berhasil, maka fase terakhir pun akan diluncurkan.
Baca Juga: Kaleidoskop Kesehatan 2021, Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19 Banyak Dicari Sepanjang Tahun Ini
Produksi di 2024
Produksi massal vaksin ini direncanakan paling cepat pada 2024 mendatang.
Sementara itu, sejumlah vaksin baru saat ini sedang dikembangkan di seluruh dunia.
Profesor Universitas Cambridge, Jonathan Heeney baru-baru ini mengumumkan uji coba tusukan Covid-19 bebas jarum baru yang ia harap dapat memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap varian Covid-19 dan virus corona lainnya.
Lalu ada pula vaksin baru Rusia untuk melawan virus corona yang disebut Convasel dan dibuat oleh Institut Penelitian Vaksin dan Serum St.Petersburg.
Kepala Badan Medis-Biologi Federal Rusia, Veronika Skvortsova pada Jumat lalu mengatakan bahwa Convasel ini akan didaftarkan sebelum akhir kuartal pertama 2022.
Terkait perkembangan vaksin ini, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan optimismenya bahwa pandemi Covid-19 dapat dikalahkan.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam pesan Tahun Baru-nya pada Jumat lalu.
Ia meminta semua negara untuk bekerja sama demi mencapai target vaksinasi 70 % dari populasi dunia pada pertengahan 2022.(*)
Baca Juga: Kaleidoskop Kesehatan 2021, Endemi Hal yang Paling Sering Dikaitkan dengan Covid-19
Source | : | NHS,Rt.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar