GridHEALTH.id - Jerawat kistik atau lebih dikenal sebagai jerawat batu jadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan banyak orang.
Diketahui jerawat sendiri dimulai ketika pori-pori di kulit tersumbat, biasanya dengan sel-sel kulit mati.
Bakteri juga bisa terperangkap, menyebabkan area tersebut menjadi merah dan bengkak.
Sementara jerawat batu muncul ketika infeksi yang terjadi masuk jauh ke dalam kulit sehingga menciptakan benjolan yang penuh dengan nanah, terasa sakit dan gatal.
Jika jerawat batu pecah, infeksi dapat menyebar dan menyebabkan lebih banyak jerawat dan meninggalkan bekas luka alias bopeng.
Baca Juga: Jerawat Batu Muncul Karena Infeksi, Ini Pengobatan Untuk Mengatasinya
Menurut laman WebMD (2/3/2020), jerawat batu bisa menyebabkan komplikasi berupa meninggalkan bekas permanen pada kulit seperti:
- Lubang dalam dan kecil
- Lubang yang lebih luas
- Bekas luka besar dan tidak rata
Untuk mengatasi jerawat batu, jangan pernah memencetnya. Sebab hal itu dapat menyebarkan infeksi lebih luas meninggalkan bekas luka.
Alih-alih menanganinya sendirian, akan lebih jika kita meminta bantuan dokter kulit karena obat jerawat biasa umumnya tidak mempan untuk jerawat batu.
Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Jerawat yang Sering Muncul di Wajah dan Ciri-cirinya
Mereka akan memberikan obat jerawat batu khusus seperti:
- Antibiotik oral untuk membantu mengendalikan bakteri dan menurunkan peradangan.
- Pil KB untuk mengatur hormon wanita.
- Benzoyl peroxide untuk membunuh bakteri pada kulit dan melawan peradangan.
- Retinoid, suatu bentuk vitamin A, dalam krim, losion, busa, atau gel. Ini dapat membersihkan pori-pori dan membantu antibiotik melakukan tugasnya.
- Isotretinoin (sebelumnya Accutane, sekarang Absorica, Amnesteem, Claravis, Myorisan, Sotret) menyerang semua penyebab jerawat. Wanita tidak boleh hamil saat mengonsumsi obat ini.
- Spironolakton untuk mengurangi minyak berlebih. Dokter tidak meresepkannya untuk pria karena efek sampingnya seperti pembesaran payudara.(*)
Baca Juga: Muncul Jerawat Kelamin Pada Wanita, Ternyata Ini Penyebabnya
Source | : | Mayoclinic.org,Webmd |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar