GridHEALTH.id - 12 Januari 2022 sudah ditetapkan pemerintah hari pertama pemberian vaksin booster Covid-19.
Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ada tiga opsi yang disiapkan pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi booster, yaitu program pemerintah, penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan, dan mandiri alias berbayar.
"Pak Menkes akan menjelaskan (soal vaksin booster), tetapi opsi itu tetap ada, ada opsi PBI dan program dan mandiri, itu opsinya," kata Airlangga usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan melalui konferensi pers secara virtual, Senin (3/1/2022).
Saat ini, menurut Airlangga, pemerintah tengah merampungkan ketentuan terkait pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga. "Dan pelaksanaannya tergantung dari kebutuhan terhadap vaksin tersebut," ujarnya.
Untuk pelaksanaan vaksinasi booster Covid-19 12 Januari ini, tidak semua daerah bisa melaksanakannya.
Syarat bagi kabupaten/kota dapat memulai vaksinasi booster yakni memiliki cakupan vaksinasi dosis pertama 70 persen dan 60 persen untuk dosis kedua. "Jadi sampai sekarang ada 244 kabupaten/kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam acara yang sama.
Baca Juga: 3 Pengobatan Rumahan yang Mudah dan Efektif Mengatasi Perut Kembung
Mengacu data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 3 Januari 2022 pukul 18.00, melansir Kompas.com (4/1/2022), ada ratusan daerah yang telah mencatatkan capaian vaksinasi di atas 70 persen dosis pertama dan 60 persen dosis kedua.Berikut di antaranya.
1. DKI Jakarta
Vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 143,8 persen, sedangkan dosis kedua sebesar 113,53 persen.
Jika dirinci, seluruh kota di DKI telah memenuhi syarat untuk menggelar vaksinasi booster lantaran seluruh kota capaian vaksinasinya sudah di atas 80 persen, baik dosis pertama maupun kedua.
2. Jawa Barat
Capaian vaksinasi dosis pertama sudah 76,63 persen. Adapun dosis kedua mencapai 53,74 persen.
Di Jabar, banyak wilayah yang juga memenuhi syarat untuk menggelar vaksinasi dosis ketiga seperti Kota Bandung dengan capaian vaksinasi dosis pertama 103,67 persen dan dosis dua 90,32 persen.
Kemudian Kota Bekasi dengan capaian vaksinasi dosis pertama 83,51 persen dan dosis kedua 67,17 persen.
Lalu, Kota Depok dengan capaian vaksinasi dosis pertama 79,68 persen dan dosis kedua 63,05 persen.
Selain itu, masih ada Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung, dan lainnya.
3. Jawa Tengah
Capaian vaksinasi dosis pertama mencapai 79,66 persen, sedangkan dosis kedua sebanyak 60,38 persen.
Sejumlah daerah di Jateng telah memenuhi syarat menyelenggarakan vaksinasi booster seperti Kota Semarang dengan capaian vaksinasi dosis pertama 119,04 persen dan dosis kedua 99,68 persen.
Lalu Kota Surakarta dengan capaian vaksinasi dosis pertama 135,62 persen dan dosis kedua 119,78 persen, serta Kabupaten Klaten yang mencatatkan capaian vaksin dosis pertama 83,51 persen dan dosis kedua 74,02 persen.
4. Banten
Capaian vaksinasi dosis pertama di provinsi Banten mencapai 79,41 persen, sedangkan dosis kedua sebanyak 53,80 persen.
Beberapa yang memenuhi syarat menggelar vaksinasi booster yakni Kota Tangerang yang mencatatkan vaksinasi dosis pertama 102,07 persen dan dosis kedua 72,81 persen.
Lalu ada Kota Tangerang Selatan dengan capaian vaksinasi dosis pertama 93,32 persen dan dosis kedua 69,80 persen, serta Kota Serang dengan capaian vaksinasi dosis pertama 95,84 persen dan dosis kedua 68,93 persen.
5. Jawa Timur
Capaian vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 79,19 persen. Sedangkan capaian vaksinasi dosis kedua sebanyak 57,32 persen.
Sejumlah daerah telah memenuhi syarat menggelar vaksinasi booster misalnya Kota Surabaya yang mencatatkan vaksin dosis pertama sebesar 126,49 persen dan dosis kedua 101,48 persen.
Selanjutnya Kota Malang dengan capaian vaksinasi dosis pertama 106,10 persen dan dosis kedua 94,71 persen, kemudian Kota Batu dengan capaian vaksinasi dosis pertama 105,14 persen dan dosis kedua 85,57 persen.
Baca Juga: Ini Akibatnya Jika Penyandang Diabetes Punya Kadar Gula Darah Tinggi
Selain wilayah-wilayah tersebut, masih ada daerah lainnya yang memenuhi kriteria menyelenggarakan vaksinasi dosis ketiga dengan total 244 kabupaten/kota.
Stok Vaksin yang Sudah Ada
Adapun untuk stok vaksin, pemerintah setidaknya membutuhkan 230 juta dosis vaksin Covid-19 untuk vaksinasi booster.
Saat ini, kata Menkes, pemerintah sudah mengamankan 113 juta dosis vaksin. "Vaksinasi booster, memang vaksinasi booster ini kita butuhnya ini kita butuh 230 juta (dosis), kita sudah secure (amankan), pemerintah 113 juta (dosis)," ujar Budi, dikutip dari Kompas.com (4/1/2022).
Kabar terbaru dari Center for Disease Control (CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan atau FDA Amerika Serikat terkait vaksin booster, adalah adanya kebijakan untuk penggunaan setengah dosis vaksin Moderna sebagai vaksin booster.
Sebab, kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan usai penyuntikan vaksin Moderna cukup keras.
Saat ini, menurut penjelasan Menkes, para peneliti bersama ITAGI sedang melakukan riset terkait penggunaan setengah dosis vaksin Moderna tersebut.
Ia menyebutkan, jika pemberian setengah dosis vaksin Moderna dan Pfizer tidak mengalami perbedaan dari sisi efektivitasnya, dipastikan semua kebutuhan dosis vaksin booster yang diberikan secara gratis dapat terpenuhi.
"Tapi ini masih dalam diskusi ya, nanti hasilnya akan keluar sesudah laporan dari tim profesor-profesor di ITAGI yang menyampaikan hasilnya tanggal 10 Januari," jelasnya.
5 Vaksin Booster Covid-19
Baca Juga: Ternyata Ini Manfaat Makan Kiwi dengan Kulitnya, Raditya Dika Melakukannya
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito sebelumnya mengatakan, ada lima jenis vaksin Covid-19 sedang dalam proses registrasi sebagai vaksin booster di BPOM.
Kelima merek vaksin tersebut yaitu Pfizer, AstraZeneca, Coronavac/Vaksin PT Bio Farma, Zifivax, dan Sinopharm.
"Dalam waktu dekat mudah-mudahan lengkap datanya, sehingga bisa keluarkan emergency use authorization (EUA)," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam acara Taklimat Bidang PMK di Gedung Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (29/12/2021).
Menurut Penny, sejumlah vaksin Covid-19 masih melengkapi data-data mereka sebagai vaksin booster melalui uji klinik.
Uji klinik tersebut, lanjutnya, dilakukan untuk jenis vaksin berbeda yang digunakan dalam vaksin pertama dan kedua atau heterologus dan vaksin jenis yang sama atau homologus.
"Sedang berproses uji klinik yang dilakukan oleh Balitbang Kementerian Kesehatan untuk Vaksin booster heterologus atau dengan vaksin yang berbeda (dari) vaksin primer 2 dosis pertama, yaitu dengan Vaksin Sinovac, Pfizer, dan AstraZeneca," kata Penny saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
"Juga sedang berproses uji klinik untuk vaksin booster dengan Sinopharm," sambungnya.
Selain itu, Penny mengatakan, sejumlah jenis vaksin Covid-19 sedang proses registrasi di BPOM untuk menjadi vaksin booster sejenis (homologus).(*)
Baca Juga: Jika Muncul Jerawat di Pantat, Begina 8 Cara Efektif Mengatasinya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar