GridHEALTH.id - Beberapa waktu terakhir dunia diguncang dengan kemunculan mutasi Covid-19 terbaru varian Omicron.
Dimana varian Omicron telah diklasifikasikan sebagai "variant of concern" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ini berarti varian tersebut bisa lebih menular, lebih ganas atau lebih bisa menghindari tindakan pencegahan seperti vaksin dan pengobatan.
Berbagai penelitian pun terus dilakukan oleh para ilmuwan di dunia untuk mengetahui berbagai karakteristik dari varian Omicron.
Terakhir, ditemukan aneka gejala baru Covid-19 varian Omicron yang tercatat dan teranalisis di aplikasi ZOE COVID Study.
Dilansir Kontan.co.id dari The Daily Express (3/1/2021), aplikasi tersebut melaporkan bahwa kabut otak adalah gejala baru pada pasien Covid-19 yang terpapar varian Omicron.
"Salah satu gejala Omicron yang lebih tidak biasa tetapi sangat umum adalah kabut otak," sebut The Daily Express.
Kabut otak diketahui menjadi gejala Covid-19 yang agak langka. Laporan gejala ini sebelumnya muncul pada Oktober 2020.
Baca Juga: Segera Test Covid-19 Omicron Jika Merasakan Hal Ini, Gejala Terbanyak di Indonesia Adalah ...
Tapi, tidak sering dilaporkan sebagai salah satu gejala umum, seperti demam, batuk, dan nyeri tubuh.
Dr. Shruti Agnihotri, ahli saraf di University of Alabama Birmingham, Inggris, mengatakan kepada ABC 33/40, kabut otak sering dikaitkan dengan sakit kepala parah dan kehilangan ingatan.
“Seringkali pasien ini bahkan telah pulih dari gejala demam dan sesak napas awal dan mereka terus mengalami sakit kepala yang sangat parah dan cenderung sering mengeluh tentang kehilangan ingatan, sering disebut sebagai kabut otak,” katanya.
“Pasien sering kali menggambarkan kesulitan dengan perhatian, fokus, hanya tidak merasa benar, tidak setajam sebelumnya. Kami terkadang melihat gejala ini dalam banyak kondisi lain, selama pasca-gegar otak,” sebut Agnihotri.
Selain kabut otak, aplikasi ZOE COVID Study juga melaporkan kehilangan nafsu makan sebagai gejala baru varian Omicron.
Berikut gejala teratas varian Omicron yang dilaporkan aplikasi ZOE COVID Study:
- Sakit kepala
- Pilek
- Kelelahan (baik ringan atau berat)
- Bersin
- Sakit tenggorokan
- Kehilangan bau
- Batuk terus-menerus
Pejabat tinggi WHO di Eropa Hans Kluge mengatakan, 89% dari mereka yang terinfeksi Omicron yang dikonfirmasi di Eropa melaporkan gejala yang sama dengan varian virus corona lainnya, termasuk batuk, sakit tenggorokan, demam.
Sementara Dr Angelique Coetzee, dokter Afrika Selatan yang pertama kali memberi tahu pihak berwenang tentang Omicron, mengungkapkan, nyeri otot, kelelahan, tenggorokan gatal, dan keringat malam adalah gejala umum varian itu.
Berkaca pada penjelasan para ahli tersebut juga, masyarakat tentu harus mulai waspada dengan aneka gejala baru Covid-19 varian Omicron tersebut.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 yang ada, masyarakat juga tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Terlebih penularan virus corona ini diketahui sangat sulit diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Menurut penjelasan di laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
Baca Juga: Ada 1.038 Orang Dirawat di RSCD Wisma Atlet, Fakta Pasien Omicron Tidak Butuh Perawatan Serius
Source | : | Who.int,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar