GridHEALTH.id - Diare adalah penyakit yang cukup menyebalkan dan menyiksa.
Bolak-balik ke kamar mandi menjadi rutinitas yang dilakukan jika sedang diare.
Diare bisa dialami oleh siapapun, termasuk ibu hamil. Ini menjadi gangguan pencernaan yang umum terjadi, meskipun tidak sesering sembelit.
Melansir Baby Center, Jumat (07/01/2022), penyebab diare pada ibu hamil sebenarnya sama dengan ketika sedang tidak mengandung.
1. Ibu hamil bisa mengalami diare karena virus gastroenteritis atau rotavirus.
2. Juga karena keracunan makanan atau reaksi dari intoleran laktosa.
3. Perubahan hormon pada ibu hamil juga bisa menyebabkan diare.
Dalam banyak kasus, hormon dapat memperlambat sistem pencernaan dan berakhir dengan diare.
Biasanya diare akibat perubahan hormon, akan terjadi di trimester pertama karena tubuh masih dalam tahap penyesuaian.
Baca Juga: Healthy Move, Ibu Hamil Rutin Olahraga Bisa Membantu Persalinan Lancar
Walaupun diare bisa terjadi sejak trimester awal, tapi kondisi ini paling sering dialami oleh ibu di trimester ketiga.
Dilansir dari American Pregnancy Association, Jumat (07/01/2022), diare bahkan bisa menjadi tanda kalau waktu persalinan sudah dekat.
Beberapa ibu terkena diare tepat sebelum melahirkan atau sekitar satu minggu sebelum proses persalinan.
Perlu diingat, diare di trimester tiga, bukan berarti bayi akan lahir di hari berikutnya.
Ini hanya sebagai tanda bahwa tubuh sedsng mempersiapkan diri untuk proses persalinan yang dalam waktu dekat akan terjadi.
Jika diare terjadi dekat dengan HPL (Hari Perkiraan Lahir), ibu bisa melihat tanda-tanda yang lainnya.
Saat diare, ibu mungkin akan merasakan demam, sakit perut, dan ada darah di feses.
Ibu hamil yang diare juga akan sering muntah, meningkatnya keiinginan buang air kecil, mulut kering, hingga pusing.
Mulut kering dan pusing merupakan tanda dehidrasi, efek samping dari diare yang dialami ibu hamil.
Baca Juga: Kista Pada Ibu Hamil Tidak Mengganggu Pertumbuhan Janin, Tapi...
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare pada ibu hamil.
1. Banyak minum. Ibu hamil harus banyak minum, air putih dan sesekali jus.
Cairan diperlukan untuk rehidrasi dan menggantikan elektrolit yang terbuang.
2. Minum obat. Ibu hamil bisa mengonsumsi obat diare, tapi harus yang sesuai dengan resep dan saran dari dokter.
Jika diare disebabkan oleh bakteri, maka ibu akan diberikan obat berupa antibiotik untuk memusnahkan bakteri tersebut.
3. Tidak minum susu. Karena diare bisa menjadi tanda intoleran laktosa, maka ibu hamil disarankan tidak mengonsumsi susu atau produk turunannya untuk sementara waktu.
4. Istirahat. Diare karena keracunan makanan, virus, atau bakteri memerlukan waktu beberapa hari untuk membaik.
Sambil menunggu kondisi normal, ibu bisa lebih banyai beristirahat dan tetap terhidrasi.
Apa bila diare tidak kunjung sembuh, lebih dari 2-3 hari, maka lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
Baca Juga: Ketahui 12 Penyakit Infeksi Pada Ibu Hamil yang Dapat Pengaruhi Janin
Source | : | American Pregnancy Association,Baby Center |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar