GridHEALTH.id - Vaksin Covid-19 dosis 1 dan 2 sedang berjalan di Indonesia.
Anak mulai usia 6 tahun sudah bisa mendapatkan vaksin Covid-19.
Setelah anak mendapatkan vaksin, orangtua jangan lengah. Anak perlu terus dipantau hingga beberapa hari kedepan setelah menerima suntikan vaksin Covid-19.
Ketua Komnas KIPI Prof. Hinky Hindra Irawan Satari menuturkan setelah diberikan vaksinasi pada anak, orangtua harus selalu memantau.
Jika anak mengalami KIPI seperti demam, jangan panik dan segera berikan obat pereda.
"Jika anak tidak terasa nyaman istirahat, kalau perlu obat, berikan obat segera, kalau dia demam segera jangan ditunda, tidak akan mempengaruhi daya kebal yang akan diperoleh," kata Prof. Hinky dalam dalam diskusi 'IDAI menjawab kegalauan tentang vaksin Covid-19 pada anak', Sabtu (22/1), yang dilangsungkan secara online.
Masih menurut Prof. Hinky, orangtua harus pastikan anak-anak setelah divaksin perlu istirahat dan mengonsumsi air putih yang cukup.
Jika mengalami nyeri di tangan setelah disuntik, tangnnya tetap digerakkan dan digunakan.
"Bila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi air dingin," jelasnya lebih jauh.
Baca Juga: Bantuan Pendidikan Untuk Mempersiapkan SDM Unggul Untuk Indonesia
Hinky menjelaskan, biasanya gejala pascaimunisasi seperti demam akan pulih dalam satu atau dua hari.
Tetapi jika demam tidak kunjung reda segera hubungi tenaga kesehatan terdekat.
"Jadi kalau lebih dari 48 jam, lebih lama dari 48 jam periksa tes covid, karena diagnosis pertama adalah terkena covid," bebernya.
Expanded Dengue Syndrome (EDS)
Tetapi menurut dia ada beberapa kasus KIPI pada anak setelah dites bukan disebabkan covid atau KIPI murni.
Melainkan kasus Expanded Dengue Syndrome (EDS), sebuah penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue.
"Demam berdarah masih ada bahkan ada yang berakibat fatal kemarin di rumah sakit swasta di Jakarta timur atau barat, coba cek, daerah di Tasikmalaya itu ternyata dengue, harus kita cek 48 jam, lebih dini enggak apa-apa, artinya dipantau tiap hari," pungkasnya.
Mengenai KPI pasca vaksin Covid-19 anak, gejalanya bisa nyeri pada lengan bekas suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, mual atau muntah, rasa lelah, demam yang ditandai suhu diatas 37,8 derajat celsius, maupun gejala mirip flu dan menggigil selama 1 - 2 hari.
Jika itu terjadi, "Maka kami meminta masyarakat untuk tidak panik. Orang tua bisa melakukan upaya penanganan dini," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito, saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers, Selasa (14/12/2022) yang disiarkan virtual.
Baca Juga: Rambut Uban Muncul Prematur, Waspadai Gangguan Kesehatan Ini
Setelah melakukan penanganan dini, orang tua agar segera melaporkan temuan KIPI yang dialami anak ke Puskesmas atau ke sentral vaksinasi.
Hal ini akan menjadi input evaluasi pelaksanaan vaksinasi kedepannya serta penanganan lebih lanjut.
KIPI Vaksin Covid-19 Anak Minim dan Jarang
Mengenai KIPI vaksin Covid-19 pada anak sejatinya menurut Prof. Hingkyi orangtua tidak perlu risau.
Sebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping dari pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 cenderung lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa.
“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” kata Prof. Hindra.
Berdasarkan data Komnas KIPI, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia yakni pada usia 31-45 tahun jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus, pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia diatas 59 tahun 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, usia 12-17 tahun terdapat 19 kasus, dan untuk usia 6-11 tahun dilaporkan ada 1 kasus KIPI serius.
Dengan tingkat KIPI serius yang jauh lebih rendah, membuktikan bahwa pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun aman.
Sebagai informasi, vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun dimulai secara bertahap pada 14 Desember 2021.
Baca Juga: Pahami 4 Risiko Tindik Miss V, Salah Satunya Tertular Penyakit Seksual
Per 23 Januari, dari total sasaran sekitar 26,4 juta anak sudah 13,7 juta anak atau 51,9% yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dan sudah sebanyak 1,6 juta anak atau 6,3% yang mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Hasil uji klinis juga menunjukkan tidak ada efek yang serius dari penyuntikan vaksinasi COVID-19. Kalaupun ada KIPI sifatnya cenderung ringan dan mudah diatasi.
“Dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah kami lakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam dan batuk. Juga tidak ada laporan yang
KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin,” terangnya.
Derajat KIPI Bisa Berbeda Tiap Individu
Sementara itu, untuk vaksin Pfizer efek samping yang paling dominan muncul adalah kemerahan, kemudian kelelahan, sakit kepala dan menggigil.
Satu hal yang musti diketahui, derajat efek samping dari vaksinasi, sebab KIPI memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang, ada yang bereaksi ringan hingga berat.
Apabila memang terjadi efek samping serius atau KIPI, maka pasien akan menerima perawatan medis dan seluruh biaya akan ditanggung oleh pemerintah.
Ingat, vaksinasi memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan komplikasi yang disebabkan oleh virus COVID-19, untuk itu kepada masyarakat, khususnya para orang tua, diimbau untuk tetap membawa anak atau keluarganya untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Semakin cepat menerima vaksin, semakin cepat juga mendapatkan perlindungan dari COVID-19.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar