Varian Alpha melewati rentang sekitar dua bulan dari identifikasi pertama hingga dimasukkan dalam daftar VoC.
Menurut laporan, penetapan kasus Omicron ini rupanya berkaitan dengan sistem pengawasan ketat yang dilangsungkan di wilayah Afrika Selatan.
Alhasil sebuah varian SARS-CoV-2 yang baru dan tidak biasa bisa ditemukan sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Sayang, ini juga menyebabkan tidak adanya penjelasan mengenai pertanyaan seberapa berbahaya dan menularnya varian ini.
Melansir New Atlas, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Dr. Anthony Fauci menyebut situasi unik semacam ini memberikan pekerjaan rumah bagi para ahli kesehatan.
Omicron disebut bisa saja menjadi sebuah malapetaka atau malah tidak berbahaya sama sekali.
Para ahli kesehatan harus mengkomunikasikan hal ini dengan baik ke masyarakat.
Baca Juga: Bandung Mengalami Peningkatan Kasus Covid-19 dan DBD Hampir Bersamaan
"Tantangannya mungkin tidak sebanyak Delta, atau malah mungkin lebih buruk," kata Fauci.
"Kami tidak tahu. Maksud saya, itulah hal yang sejujurnya. Dan itulah mengapa sangat sulit untuk mengirim pesan itu. Karena kita tidak ingin membuat orang panik.
Tetapi kita tidak ingin melemparkannya seperti ini (Omicron) tidak berpotensi jadi masalah besar. Jadi, kita harus bersiap untuk yang terburuk dan berharap itu tidak akan menjadi yang terburuk sama sekali," tambahnya.
Varian Omicron disebut memiliki tingkat mutasi yang lebih tinggi dari varian-varian sebelumnya, termasuk Delta.
Source | : | Cnnindonesia.com,Who.int |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar