Pada waktu berbuka puasa, kita memerlukan makanan dengan indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula dengan cepat dalam waktu singkat, contohnya: manisan buah, buah dalam kaleng, semangka, donat, kentang, nasi dan roti.
Sebaliknya makanan dengan indeks glikemik rendah, yang dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama, dianjurkan dikonsumsi saat sahur.
Contohnya makanan dengan indeks glikemik sedang hingga rendah adalah: beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk, dan pisang.
Selain itu, perlu diperhitungkan pula kemampuan mempertahankan rasa kenyang (fullness) yang biasa didapat dari protein (lauk-pauk baik hewani maupun nabati), lemak dan serat.
Kombinasi antara ketiganya dengan makanan lain dapat menurunkan nilai indeks glikemiknya, tetapi meningkatkan rasa kenyang.
Baca Juga: Alami Gangguan Tidur Selama Puasa? Berikut Tips Kembalikan Pola Tidur
Pada anak, acap kali terdapat kecenderungan sulit untuk bangun sahur, tetapi hal ini umumnya hanya terjadi pada masa awal bulan puasa.
Kesulitan ini berangsur-angsur menghilang seiring terbiasanya anak dengan jadwal yang ada.
Dapat dicoba untuk mulai dengan puasa tidak penuh (6-8 jam) dahulu dan perlahan ditingkatkan menjadi berpuasa hingga azan Maghrib tiba.
Jenis makanan padat saat sahur dan berbuka sebenarnya tidak perlu berbeda dengan makanan sehari-hari.
Namun, memang perlu utuk memperhatikan pilihannya agar terpenuhi kebutuhannya secara seimbang.
Jangan lupa untuk selalu memberi variasi makanan dalam hal bentuk, rasa, dan bahan dasarnya sehingga anak tetap semangat untuk makan sahur dan berbuka puasa.(*)
Baca Juga: Viral Miliarder Fatimah Azzahra, Makan Bekas Kucing hingga Buka Puasa Pakai Air Mentah Berhari-hari
Source | : | Kompas.com,Idai.or.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar