GridHEALTH.id - Puasa 2022 tinggal beberapa minggu ke depan.
Dimana mengacu SKB 3 menteri yang diteken Rabu (22/9/2021) lalu, Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah jatuh pada tanggal 2-3 Mei 2022.
Namun terlepas dari itu, bagi orangtua yang akan mulai mengajarkan anaknya untuk berpuasa mengetahui persiapan yang mesti dilakukan.
Diketahui ada tantangan tersendiri bagi orangtua saat mulai mengajarkan anak berpuasa.
Salah satunya seperti anak yang masih kesulitan dalam menahan rasa lapar dan haus.
Lantas persiapan puasa apa saja supaya anak kuat menahan rasa lapar dan haus?
Secara medis, tidak ada batasan rekomendasi kapan anak harus mulai berpuasa.
Jadi ini mengacunya ke aturan agama yang disesuaikan dengan kondisi anak masing-masing.
Namun menurut psikolog Ayoe Sutomo, orangtua sudah bisa mengenalkan konsep puasa pada anak sejak usia 4 tahun.
Baca Juga: Puasa Berintim-intin Pasca Melahirkan Bukan 40 Hari, Tapi 90 Hari
Orangtua bisa mengajak anak untuk ikut sahur dan berbuka, serta menahan lapar dan haus selama beberapa jam.
"Baru di usia 6-7 tahun anak diajarkan konsep puasa yang lebih serius, bisa didorong untuk puasa sehari penuh," kata Ayoe dikutip dari Kompas.com (113/4/2021)
Sebelum tidur, orangtua bisa menjelaskan tentang berpuasa kepada anak.
Selain itu, orangtua juga bisa mengajak anak berdiskusi menentukan makanan untuk sahur dan berbuka.
Di siang hari, orangtua bisa menyibukkan anak dengan berbagai macam kegiatan sehingga dapat membantunya mengalihkan pikiran dari rasa lapar dan haus.
"Ini adalah tugas orangtua untuk memikirkan berbagai aktivitas menarik. Masak bersama, menyiapkan makanan bisa menjadi salah satu alternatif," ujarnya.
Ayoe menekankan, orangtua harus konsisten mengajarkan anak tentang konsep puasa dan mengajak melakukan berbagai aktivitas.
Konsisten membentuk kebiasaan pada anak sehingga bisa berpuasa selama satu bulan penuh.
Namun tidak menutup kemungkinan anak bisa kehilangan semangat di tengah-tengah.
Baca Juga: Lidah Ternyata Dapat Mengindentifikasi Kekurangan Vitamin D, Studi
"Kalau anak semangatnya turun, harus dinaikkan dengan cara mengajak untuk eksplor beragam hal. Kalau bosan harus dikenali dengan hal baru," kata Ayoe.
Mengajak anak sekreatif mungkin dapat membantu menjaga semangatnya untuk berpuasa selama bulan Ramadan.
Selain itu, jangan dilupakan juga asupan nutrisi anak selama menjalankan puasa.
Dikutip dari laman idai.or.id, pada waktu saur dan berbuka, sangat penting untuk menyediakan makanan yang seimbang yang mengandung nutrisi lengkap, ini termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Pada waktu berbuka puasa, kita memerlukan makanan dengan indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula dengan cepat dalam waktu singkat, contohnya: manisan buah, buah dalam kaleng, semangka, donat, kentang, nasi dan roti.
Sebaliknya makanan dengan indeks glikemik rendah, yang dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama, dianjurkan dikonsumsi saat sahur.
Contohnya makanan dengan indeks glikemik sedang hingga rendah adalah: beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk, dan pisang.
Selain itu, perlu diperhitungkan pula kemampuan mempertahankan rasa kenyang (fullness) yang biasa didapat dari protein (lauk-pauk baik hewani maupun nabati), lemak dan serat.
Kombinasi antara ketiganya dengan makanan lain dapat menurunkan nilai indeks glikemiknya, tetapi meningkatkan rasa kenyang.
Baca Juga: Alami Gangguan Tidur Selama Puasa? Berikut Tips Kembalikan Pola Tidur
Pada anak, acap kali terdapat kecenderungan sulit untuk bangun sahur, tetapi hal ini umumnya hanya terjadi pada masa awal bulan puasa.
Kesulitan ini berangsur-angsur menghilang seiring terbiasanya anak dengan jadwal yang ada.
Dapat dicoba untuk mulai dengan puasa tidak penuh (6-8 jam) dahulu dan perlahan ditingkatkan menjadi berpuasa hingga azan Maghrib tiba.
Jenis makanan padat saat sahur dan berbuka sebenarnya tidak perlu berbeda dengan makanan sehari-hari.
Namun, memang perlu utuk memperhatikan pilihannya agar terpenuhi kebutuhannya secara seimbang.
Jangan lupa untuk selalu memberi variasi makanan dalam hal bentuk, rasa, dan bahan dasarnya sehingga anak tetap semangat untuk makan sahur dan berbuka puasa.(*)
Baca Juga: Viral Miliarder Fatimah Azzahra, Makan Bekas Kucing hingga Buka Puasa Pakai Air Mentah Berhari-hari
Source | : | Kompas.com,Idai.or.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar