Pasalnya orang yang sudah merima vaksin Covid-19 dan booster, lebih kecil kemungkinan terinfeksi dan menyebarkannya ke orang lain, dibanding yang tidak divaksin.
Dari data awal yang ditunjukkan SSI, risiko rawat inap subvarian BA.2 tidak berbeda jauh dibanding varian Omicron.
Baca Juga: Omicron Tidak Akan Menjadi Varian Terakhir, Varian Berikutnya Diduga Akan Lebih Menular, WHO
Hal yang sama juga diungkapkan oleh dr Boris Pavlin selaku Tim Respon Covid-19 untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Melihat negara-negara lain di mana BA.2 mendominasi, kami tidak melihat kenaikan rawat inap seperti yang kami perkirakan," ujarnya.
"Vaksinasi sangat melindungi dari penyakit parah, termasuk untuk subvarian Omicron BA.2 (yang) dengan cepat menggantikam BA.1. Dampaknya tidak mungkin beaar, meskipun lebih banyak data diperlukan," sambungnya.
Subvarian BA.2 dipercaya pertama kali terdeteksi di India dan Afrika Selatan, pada Desember 2021.
Baca Juga: Ini 5 Gejala Umum Varian Omicron Pada Anak, Orangtua Perlu Tahu
Tetapi subvarian Omicron ini juga sudah menyebar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, mengonfirmasi hal tersebut pada Jumat (28/01/2022) lalu. Sudah terdeteksi sebanyak 55 kasus.
"Betul (subvarian) BA.2 Omicron sudah terdeteksi di Indonesia," jelasnya dikutip dari Kompas.tv, Rabu (02/02/2022).
Sementara itu, pada akhir Januari tercatat kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia sudah mencapai 2.980.
Sekitar 1.601 kasus varian Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dan 1.039 kasus merupakan transmisi lokal.
Baca Juga: Kasus Harian Sudah Tembus 12 Ribu Lebih, Satgas IDI: Kita Telah 'Berhasil' Masuk Gelombang 3
Source | : | Reuters,Kompas.tv |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar