GridHEALTH.id - Sebuah penelitian mengenai subvarian Omicron BA.2, baru-baru ini diterbitkan di Denmark.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Kopenhagen, Statens Serum Institut (SSI), dan Kementerian Kesehatan Denmark tersebut, menenukan bahwa subvarian BA.2 lebih menular dibanding varian Omicron.
Tak hanya itu, hasil penelitian juga menunjukkan kalau varian "siluman" ini, dapat menginfeksi orang-orang yang sudah divaksinasi.
Dalam studinya, tim ilmuwan melakukan penelitian terhadap 8.500 rumah tangga di Denmark antara Desember 2021 hingga Januari 2022.
Seperti yang diketahui, saat ini kasus varian Omicron sudah mencapai lebih dari 98 persen di seluruh dunia.
Tetapi subvarian Omicron BA.2, dengan cepat menjadi penyebab kasus positif Covid-19 yang paling dominan di Denmark pada minggu kedua Januari lalu.
"Kami menyimpulkan bahwa Omicron BA.2 secara inheren jauh lebih menular daripada BA.1 (varian Omicron asli), dan juga memiliki sifat menghindari kekebalan yang selanjutnya mengurangi efek perlindungan vaksinasi terhadap infeksi," kata peneliti dikutip dari Reuters, Rabu (02/02/2022).
Meski sudah diterbitkan pada akhir Januari, penelitian ini masih belum mendapat tinjauan dari rekan sejawat.
"Jika ada orang di rumah yang terpapar Omicron BA.2, Anda memiliki kemungkinan 39% terinfeksi dalam tujuh hari. Jika Anda malah terpapar BA.1, kemungkinannya adalah 29%," kata penulis utama penelitian Frederik Plesner.
Baca Juga: Lansia Perlu Prioritas Mendapatkan Vaksin Booster, Ini Alasannya
Dari penelitian tersebut, diketahui juga kalau subvarian BA.2 relatif lebih mudah menginfeksi orang yang sudah divaksinasi dan mendapatkan vaksin booster. Ini mengindikasikan sifat subvarian yang mengindari antibodi.
Meski begitu, vaksin Covid-19 lengkap masih berperan penting memberikan perlindungan, kata studi tersebut.
Pasalnya orang yang sudah merima vaksin Covid-19 dan booster, lebih kecil kemungkinan terinfeksi dan menyebarkannya ke orang lain, dibanding yang tidak divaksin.
Dari data awal yang ditunjukkan SSI, risiko rawat inap subvarian BA.2 tidak berbeda jauh dibanding varian Omicron.
Baca Juga: Omicron Tidak Akan Menjadi Varian Terakhir, Varian Berikutnya Diduga Akan Lebih Menular, WHO
Hal yang sama juga diungkapkan oleh dr Boris Pavlin selaku Tim Respon Covid-19 untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Melihat negara-negara lain di mana BA.2 mendominasi, kami tidak melihat kenaikan rawat inap seperti yang kami perkirakan," ujarnya.
"Vaksinasi sangat melindungi dari penyakit parah, termasuk untuk subvarian Omicron BA.2 (yang) dengan cepat menggantikam BA.1. Dampaknya tidak mungkin beaar, meskipun lebih banyak data diperlukan," sambungnya.
Subvarian BA.2 dipercaya pertama kali terdeteksi di India dan Afrika Selatan, pada Desember 2021.
Baca Juga: Ini 5 Gejala Umum Varian Omicron Pada Anak, Orangtua Perlu Tahu
Tetapi subvarian Omicron ini juga sudah menyebar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, mengonfirmasi hal tersebut pada Jumat (28/01/2022) lalu. Sudah terdeteksi sebanyak 55 kasus.
"Betul (subvarian) BA.2 Omicron sudah terdeteksi di Indonesia," jelasnya dikutip dari Kompas.tv, Rabu (02/02/2022).
Sementara itu, pada akhir Januari tercatat kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia sudah mencapai 2.980.
Sekitar 1.601 kasus varian Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dan 1.039 kasus merupakan transmisi lokal.
Baca Juga: Kasus Harian Sudah Tembus 12 Ribu Lebih, Satgas IDI: Kita Telah 'Berhasil' Masuk Gelombang 3
Source | : | Reuters,Kompas.tv |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar