Hasil penelitian Amiel Dror dan rekannya menunjukkan kalau pasien yang kekurangan vitamin D, beriisko 14 persen lebih tinggi mengalami kondisi Covid-19 yang parah.
Baca Juga: Begini Jika Luhut Kesal, Peringatkan Kelompok Antivaksin Tanpa Ba Bi Bu
Tak hanya itu, tingkat kematian pasien Covid-19 yang kekurangan vitamin D juga mencapai 25,6 persen dibandingakn mereka yang kadar vitamin D cukup, hanya sebesar 2,3 persen.
Penemuan ini, tetap berlaku setelah peneliti membagi data berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kronis.
Amiel Dror mengatakan, bahwa korelasi antara kekurangan vitamin D pada pasien Covid-19 dan tingkat keparahan, sangat kuat.
Dia juga menegaskan, orang-orang yang mengonsumsi vitamin D selama pandemi sesuai dengan dosis yang ditentukan, tidak mengalami kerugian apapun.
Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Moderna Bikin Kaget Nakes, KIPI-nya ....
Kebutuhan vitamin D setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia dan kondisi kesehatan seseorang.
Misalanya, pada orang dewasa diperlukan 600 hingga 700 IU per hari dan lansia 800 IU setiap harinya.
Baca Juga: Obat Warung Untuk Pasien Omicron Menurut Farmakolog, Cirinya Seperti Ini, Mereknya Bebas
Vitamin D salah satunya bisa didapatkan dari sinar matahari pagi. Disarankan untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.
Melansir NHS.uk, meskipun cukup kecil, tapi kandungan vitamin D juga bisa didapatkan dari makanan.
Source | : | WebMD,PLOS ONE |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar