GridHEALTH.id – Di tengah kenaikan kasus Covid-19, masyarakat sering berlomba-lomba mencari vitamin untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
Vitamin D merupakan salah satu vitamin yang mempunyai banyak manfaat untuk tubuh. Jika kadar vitamin D kurang, maka seseorang akan berisiko mengalami gangguan kesehatan.
Sebuah studi yang dipublikasikan di PLOS ONE bahkan menunjukkan bahawa kekurangan vitamin D, dapat menyebabkan infeksi Covid-19 yang parah.
Studi ini dilakukan oleh peneliti dari Azriele Faculty of Medicine of Bar-Ilan University dan Galilee Medical Center, di Israel.
Mereka melakukan penelitian menggunakan data kadar vitamin D dari lebih 250 pasien Covid-19 yang dirawat di Galilee Medical Center, mulai dari April 2022 hingga Februari 2021.
Level vitamin D tersebut didasarkan pada pengujian yang dilakukan sebelum rawat inap, mulai dari 14 hingga 730 hari sebelum hasil tes PCR positif.
“Kami menemukan hal yang mengejutkan, perbedaan dalam kemungkinan pasien menajdi parah saat kekurangan vitamin D dibandingkan saat tidak kekurangan vitamin D,” kata dr Amiel Dror, MD, pemimpin studi tersebut, dikutip dari WebMD.
Walaupun studi ini dilakukan jauh sebelum munculnya varian Omicron, tapi Amiel Dror beranggapan kalau penemuannya masih relevan.
Dia mengatakan, efektivitas vitamin D tidak berubah meskipun ada varian Covid-19 yang baru.
Baca Juga: Obat Warung Untuk Pasien Omicron Menurut Farmakolog, Cirinya Seperti Ini, Mereknya Bebas
“Apa yang kami lihat saat vitamin D membantu orang dengan infeksi Covid-19 adalah hasil dari efektivitasnya dalam memperkuat sistem kekebalan untuk menghadapi patogen virus yang menyerang sistem pernapasan,” jelasnya.
Amiel Dror menambahkan, “Ini sama-sama relevan untuk Omicron seperti varian (Covid-19) sebelumnya.”
Hasil penelitian Amiel Dror dan rekannya menunjukkan kalau pasien yang kekurangan vitamin D, beriisko 14 persen lebih tinggi mengalami kondisi Covid-19 yang parah.
Baca Juga: Begini Jika Luhut Kesal, Peringatkan Kelompok Antivaksin Tanpa Ba Bi Bu
Tak hanya itu, tingkat kematian pasien Covid-19 yang kekurangan vitamin D juga mencapai 25,6 persen dibandingakn mereka yang kadar vitamin D cukup, hanya sebesar 2,3 persen.
Penemuan ini, tetap berlaku setelah peneliti membagi data berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kronis.
Amiel Dror mengatakan, bahwa korelasi antara kekurangan vitamin D pada pasien Covid-19 dan tingkat keparahan, sangat kuat.
Dia juga menegaskan, orang-orang yang mengonsumsi vitamin D selama pandemi sesuai dengan dosis yang ditentukan, tidak mengalami kerugian apapun.
Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Moderna Bikin Kaget Nakes, KIPI-nya ....
Kebutuhan vitamin D setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia dan kondisi kesehatan seseorang.
Misalanya, pada orang dewasa diperlukan 600 hingga 700 IU per hari dan lansia 800 IU setiap harinya.
Baca Juga: Obat Warung Untuk Pasien Omicron Menurut Farmakolog, Cirinya Seperti Ini, Mereknya Bebas
Vitamin D salah satunya bisa didapatkan dari sinar matahari pagi. Disarankan untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.
Melansir NHS.uk, meskipun cukup kecil, tapi kandungan vitamin D juga bisa didapatkan dari makanan.
Berikut makanan yang mengandung vitamin D.
1. Ikan berminyak seperti salmon, sarden, haring, dan ikan kembung.
2. Daging merah.
3. Hati.
4. Kuning telur.
5. Makanan yang diperkaya vitamin D, misalnya sereal untuk sarapan.
Selain dari makanan, vitamin D juga bisa didapat dari suplemen vitamin D.
Juga tentunya dari sinar matahari.
Hanya saja kecukupan sinar vatamin D dari sinar matahari tidka bisa kita ukur.
Jadi baiknya berjemur iya, makan makanan yang mengandung vitamin D juga, konsumsi suplemen vitamin D bila perlu.(*)
Baca Juga: Ingat, Anak Dengan 6 Kondisi Ini Tidak Boleh Divaksin Covid-19 Dahulu
Source | : | WebMD,PLOS ONE |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar