Dalam penelitian yang dilakukan di India pada 2016, Gupta dan kawan-kawan menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi air demineral dalam jangka panjang berisiko 4 kali lebih besar untuk mengalami kekurangan vitamin B12 dibanding yang tidak mengonsumsi air demineral sama sekali.
Hal ini dihubungkan dengan rendahnya asupan mineral Cobalt yang merupakan komponen esensial dari vitamin B12 pada mereka yang mengonsumsi air demineral jangka panjang.
Kemungkinan lainnya adalah akibat efek air demineral terhadap mukosa lambung menyebabkan penyerapan vitamin B12 terganggu.
Di Iran, Muhsin dkk. menunjukkan bahwa konsumsi air demineral berpotensi mengalami osteoporosis lebih besar akibat rendahnya mineral tulang.
Air Minum Demineral Buatan
Baca Juga: Puasa Bisa Meningkatkan Kesuburan Wanita, Peluang Bisa Cepat Hamil
“Air demineral adalah air minum yang diproduksi secara artifisial (buatan) dan telah melalui proses distilasi dan deionisasi. Definisi tersebut yakni menurut badan kesehatan dunia WHO. Biasanya air demineral memiliki pH antara 5-7,5,” imbuh Prof Ari Fahrial Syam.
Mengutip Dr. Allan E. Bani yang menulis dalam buku yang diterbitkan berjudul Your Water and Your Health, menyebutkan kalau air demineral aman dan bermanfaat untuk membantu membersihkan mineral anorganik yang terdapat di dalam tubuh.
Sementara itu, penelitian dari Environmental Research sebagaimana dikutip dari Hellosehat.com mengungkapkan, air demineralisasi mengandung mineral, yakni natrium, kalium, magnesium dan kalium dengan konsentrasi rendah.
Sehingga air demineral ini apabila terus dikonsumsi, mengutip dari laman resmi Fakultas Kedokteran UI (2/2/2022), dapat meningkatkan risiko kekurangan mineral pada tubuh.
Oleh karena kurangnya kandungan mineral dalam tubuh, mengkonsumsi air demineral jangka panjang dapat menyebabkan kegagalan mengembalikan mineral dalam tubuh yang keluar melalui keringat.
Dapat juga menganggu keseimbangan pH, elektrolit, dan mineral dalam darah dan jaringan.
Source | : | FK.UI-Air minum,IHWG-air minum |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar