Tapi berbeda dengan ereksi Omicron yang bisa membuat seorang lelaki bisa ereksi hingga berjam-jam, atau bahkan berhari-hari.
Tentunya ereksi yang tidak wajar ini sangat mengganggu karena di luar kontrol seorang pria.
Dalam dunia medis, kondisi ereksi ini lama seperti ini disebut priapisme.
"Beberapa kasus priapismus iskemik telah dipublikasikan, kebanyakan dari mereka mempengaruhi pasien dengan gejala parah yang memerlukan rawat inap dan masuk ICU," tulis para dokter.
Gangguan ereksi yang berujung pada impotensi
Sejak awal pandemi, beberapa dokter mulai memperingatkan bahwa COVID-19 bisa menyebabkan disfungsi ereksi pada pria. Meski banyak faktor penyebabnya, kondisi ini bisa memicu sejumlah masalah kesehatan lainnya, seperti impotensi.
Baca Juga: Redakan Demam dengan Konsumsi Beberapa Buah Ini, Salah Satunya Mangga
Tetapi mengingat Omicron dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah lainnya, seperti penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, dan diabetes, maka tidak heran jika varian ini juga bisa memicu disfungsi ereksi, yang sangat bergantung pada aliran darah.
Mengutip The New York Post, Dr. Charles Welliver - seorang ahli urologi dan Direktur Kesehatan Pria di Albany Medical College, NY - membenarkan bahwa COVID-19 bisa memiliki dampak pada alat genital pria, meskipun jarang terjadi.
Ia menjelaskan bahwa virus Covid-19 bisa menyebabkan masalah vaskular yang cukup signifikan terjadi pada pria. Welliver lalu mengutip penelitian yang menunjukkan kasus pria penderita priapisme - ereksi yang terus-menerus tanpa didorong gairah seksual - dan disfungsi ereksi (DE) setelah tertular COVID.
Ukuran alat vital yang mengecil
Ternyata gangguan ereksi Omicron juga menghadirkan mimpi buruk bagi kaum pria, yaitu ukuran penis yang menciut.
Baca Juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Dapat Menyebabkan Penurunan Kognitif dan Fungsional, Studi
Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian oleh University College London. Dari pemeriksaan terhadap 3.400 orang, terungkap gejala-gejala yang menyerang pasien penderita Covid-19.
Dari orang-orang yang mengalami gejala long Covid, 200 di antaranya mengaku bahwa ukuran organ vitalnya menjadi lebih kecil daripada sebelumnya. Hal ini terjadi pada sekitar 5% pria.
Para ahli mencoba membuat kesimpulan dari disfungsi ereksi Omicron berupa penyusutan ukuran penis tersebut.
Mereka memperkirakan bahwa ini merupakan kerusakan bertahap akibat dari kerusakan pembuluh darah yang disebabkan oleh virus Corona.(*)
Baca Juga: Redakan Demam dengan Konsumsi Beberapa Buah Ini, Salah Satunya Mangga
Source | : | CNBCIndoensia-gangguan ereksi,Gsilab-gangguan ereksi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar