GridHEALTH.id - Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi karena adanya bakteri E.Coli yang menginfeksi saluran kemih.
Menurut laman WebMD (31/10/2021), ketika ISK terjadi ada berbagai gejala pun bisa dialami penderitanya.
Adapun gejala ISK bisa meliputi demam, rasa nyeri saat buang air kecil, anyang-anyang, ketidak mampuan untuk mulai buang air kecil, urine yang keluar sedikit, urine keruh berbau menyengat, nyeri dibagian bawah perut, sampai ada darah atau nanah dalam urine.
Kondisi ini harus segera diobati sampai tuntas.
Sebab jika tidak, dapat menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal dan berbahaya.
Untuk mengobati ISK, penderitanya perlu bantuan dokter.
Karena jika kita terdiagnosis mengalami ISK, kita perlu minum obat antibiotik.
Antibiotik adalah pengobatan lini pertama untuk penyakit infeksi saluran kemih.
Seberapa lama kita mengonsumsi antibiotik, tergantung diagnosis dokter, namun umumnya 3-5 hari.
Baca Juga: 5 Akibat Jika Penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) Tak Diobati Tuntas
Setelah mulai minum antibiotik, biasanya kita akan merasa lebih baik dalam beberapa hari.
Disamping selain minum antibiotik, kita juga baiknya berhati-hati dalam mengonsumsi berbagai makanan dan minuman.
Pasalnya memang ada makanan dan minuman yang jika dikonsumsi justru dapat memperparah gejala ISK yang dialami.
Melansir laman everydayhealth.com (22/12/2017), berikut makanan dan minuman tersebut:
1. Kopi
Dilansir dari Everyday Health, minuman berkafein seperti kopi, teh, cokelat, dan soda bisa memperburuk gejala infeksi saluran kencing.
Menurut sebuah penelitian, penderita infeksi saluran kencing kronis yang minum kopi memiliki gejala penyakit yang lebih parah.
Untuk meminimalkan efek buruk kafein pada penyakit ini, sebaiknya penderita menghindari kopi, teh, cokelat, dan soda selama proses penyembuhan.
Ganti minuman berkafein dengan tisane kembang telang, chamomile, atau seduhan rempah-rempah.
Baca Juga: Pengobatan Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi dan Anak Harus Oleh Dokter
2. Alkohol
Pantangan penderita infeksi saluran kencing lainnya yakni minuman beralkohol.
Bir, anggur, koktail, dan minuman keras lainnya tak hanya rentan mengiritasi lambung, tapi juga dapat mengiritasi kandung kemih.
Selama penyembuhan infeksi saluran kencing belum tuntas, penderita wajib menghindari segala jenis minuman beralkohol.
3. Makanan yang terlalu asam
Segala jenis asupan yang terlalu asam juga termasuk makanan yang dilarang untuk penderita infeksi saluran kencing.
Saat infeksi saluran kencing kambuh, hindari segala sesuatu yang sangat asam seperti lemon, jeruk bali, tomat, plum, atau nanas.
Buah apel, stroberi, atau anggur yang cita rasanya terlalu asam sebaiknya juga tidak dikonsumsi terlebih dahulu.
Untuk memenuhi kebutuhan serat, vitamin, dan mineral, penderita infeksi saluran kencing disarankan makan buah yang tidak asam seperti semangka, melon, dll.
Baca Juga: 5 Gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK) Pada Pria dan Cara Mengatasinya
4. Makanan pedas
Makanan yang dilarang untuk penderita infeksi saluran kencing termasuk makanan yang bercitarasa pedas.
Selama proses penyembuhan, penderita sebaiknya menghindari segala jenis makanan pedas yang mengandung cabai, lada, jahe, bahkan sampai paprika.
Makanan pedas juga dapat mengiritasi kandung kemih dan memperburuk gejala infeksi saluran kencing.
5. Pemanis buatan
Penelitian juga menunjukkan, pemanis buatan yang terdapat dalam minuman atau makanan tertentu dapat memperburuk gejala infeksi saluran kencing kronis.
Kendati pemanis buatan tidak terlalu berpengaruh pada penyakit infeksi saluran kencing ringan, tapi demi risiko yang tidak diinginkan, ada baiknya penderita turut berpantang asupan ini selama proses penyembuhan.
Jika penyakit infeksi saluran kencing tak kunjung sembuh kendati seluruh obat sudah diminum dan pengaturan pola makan sudah dijalankan, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter.
Dokter umumnya akan mengevaluasi pengobatan dan merekomendasikan solusi paling tepat untuk mencegah komplikasi penyakit ini.(*)
Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih Rentan Dialami Wanita, Lakukan Ini untuk Mencegahnya
Source | : | WebMD,Everydayhealth |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar