Menurutnya, beban dari seseorang yang memiliki kondisi hipertensi paru dapat berlangsung lama dan secara lambat laun semakin parah, dimana pasien baru menunjukkan keluhan bila sudah berada dalam stadium lanjut akibat terjadinya peningkatan resistensi vaskular pulmonal yang progresif.
Penegakkan diagnosis hipertensi paru pada pasien anak penting untuk dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit dan mengambil langkah penanganan yang tepat bagi pasien anak.
Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta,dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), mengatakan, “Bila terdapat kecurigaan akan hipertensi paru, pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan.
Caranya dengan melakukan kateterisasi jantung kanan, dengan mengukur tekanan di arteri pulmonal dan jantung kanan anak melalui kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di paha yang diteruskan ke jantung."
Lebih lanjut, diagnosis penyakit hipertensi paru pada anak pada umumnya dilakukan melalui anamnesis atau pemeriksaan riwayat secara rinci, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium.
Dilakukan juga skrining dengan elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi. Berbagai pemeriksaan tambahan lainnya juga dapat dilakukan seperti foto toraks dan pencitraan CT scan toraks.
Ketua Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI), Arni Rismayanti,mengatakan, “Hipertensi paru merupakan suatu penyakit yang serius, fatal dan dapat mengancam jiwa.
Selain itu hipertensi paru bisa dialami oleh semua usia salah satunya anak-anak. Saat ini kasus hipertensi paru di Indonesia paling banyak ditemukan pada penyakit jantung bawaan akibat keterlambatan diagnosis atau tidak dikoreksi sejak dini sehingga menimbulkan komplikasi hipertensi paru.
Baca Juga: Duduk Lama Dapat Memperlambat Sirkulasi Darah di Kaki, Healthy Move dengan 5 Latihan Sederhana Ini
Baca Juga: Obesitas Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara Hampir 40%, Studi
Hipertensi paru maupun penyakit jantung bawaan yang ada harus segera ditangani bersamaan secara cepat dan tepat.
Source | : | Media Health Forum (MHF) |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar