GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 di China dilaporkan kembali tidak terkendali.
Bahkan negeri tirai bambu tersebut kini disebut tengah menghadapi wabah nasional terburuk sejak gelombang pertama pandemi.
Pihak berwenang disana telah memberlakukan pembatasan penguncian di kota-kota di seluruh negeri.
Kondisi ini menyebabkan terhentinya aktivitas produksi di pusat teknologi Shenzhen.
Tidak hanya itu, kantor-kantor juga ditutup di ibu kota keuangan Shanghai.
Diketahui di bawah kebijakan Presiden Xi Jinping, pemerintah China telah berpegang pada kebijakan nol-Covid yang ketat sejak virus muncul di Wuhan pada akhir 2019 silam.
Dilansir dari thedailybeast.com (14/3/2022), China melakukan penguncian di seluruh kota setiap kali kasus muncul dan menggunakan pengujian massal dan karantina ketat untuk mengendalikan wabah lokal.
Tetapi ahli virologi China mengatakan kedatangan varian Omicron dan subvarian "siluman" dapat membuat kebijakan itu berantakan.
Bagi mereka yang berada di Amerika atau Eropa, jumlah kasus yang dilaporkan dari China tampaknya masih cukup kecil.
Baca Juga: Meski Punya Komorbid, 3 Hal Ini Dapat Membuat Pasien Covid-19 Terhindar Dari Keparahan
Pihak berwenang mengkonfirmasi 1.337 kasus baru yang ditularkan secara lokal di China daratan pada hari Senin.
Sebaliknya, Inggris saat ini melihat lebih dari 200.000 kasus sehari, menurut pelacak COVID utama.
Source | : | Thedailybeast.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar