GridHEALTH.id - Sebagian besar dari kita menganggap perfeksionisme sebagai konsep positif.
Namun, sibuk memoles ketidaksempurnaan dan berusaha memperbaikinya dengan susah payah dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental, menyebabkan kecemasan dan ketidakpuasan.
Perfeksionisme umumnya mengacu pada keadaan menempatkan harapan yang terlalu tinggi pada diri sendiri dan sangat peduli untuk mencapai harapan ini, sehingga menjadi terlalu kritis terhadap diri sendiri.
Sederhananya, itu adalah "mencari kesempurnaan." Orang dengan tipe pencarian kesempurnaan ini sering terlalu fokus pada kegagalan, cenderung mengabaikan kesuksesan mereka, menempatkan makna yang lebih besar pada kesalahan mereka, dan memiliki perasaan negatif tentang diri mereka sendiri.
Psikolog klinis Turki, Nida Bal yang berpraktik di Ankara, Turki mengomentari subjek yang memberikan informasi tentang perfeksionisme, yang memengaruhi hubungan sosial, kehidupan bisnis, dan kehidupan akademik seseorang.
Menyebutkan bahwa struktur perfeksionis meletakkan dasar bagi banyak gangguan psikopatologis, Bal menguraikan model pemikiran perfeksionis.
"Model pemikiran semua atau tidak sama sekali, keinginan untuk terus-menerus menunda tanggung jawab dengan motif tidak lengkap, keinginan untuk mengontrol satu demi satu, perhatian berlebihan seseorang terhadap penampilan.
Mereka juga merasa cacat, mengalami kesulitan dalam berusaha, menarik diri dengan motif tidak lengkap, perasaan menunda-nunda, perasaan tidak mampu dan tidak bahagia,” ujarnya.
“Faktor-faktor yang memicu atau menciptakan struktur perfeksionis tersembunyi dalam skema seseorang.
Baca Juga: Tanda Kesehatan Mental Anak daan Remaja Terganggu Akibat Pandemi Covid-19
Baca Juga: Epiglotitis, Penyebab Nyeri di Satu Sisi Tenggorokan Saat Menelan
Ini terdiri dari skema pemikiran otomatis pertama kita yang muncul di benak kita dalam menghadapi peristiwa.
Source | : | Cleveland Clinic,Health Line,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar