GridHEALTH.id - Siapa sangka konsumsi serat pangan masyarakat Indonesia ternyata masih sangat kurang.
Hal itu diketahui dari hasil Riskesdas 2018 yang menunjukkan bahwa ternyata 95,5% orang Indonesia masih kurang mengkonsumsi serat pangan yang berasal dari sayur dan buah.
Padahal keduanya merupakan serat pangan yang memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan saluran cerna.
Sementara menurut AKG Indonesia, PERMENKES RI No. 28, 2019, setiap harinya manusia membutuhkan 30 gram serat pangan yang berasal dari buah dan sayur.
Kekurangan serat pangan dapat memicu berbagai macam penyakit.
Menurut The World Health Report, kurangnya konsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat dapat menyebabkan kanker gastrointestinal, penyakit jantung iskemik, dan stroke.
Melihat data tersebut, tentu penting bagi kita mencegah risiko tersebut dengan mulai mencukupi asupan serat pangan.
Hal ini pun disampaikan oleh Spesialis gizi klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) dr Cindy J Pudjiadi, SpGK, dalam konferensi pers online bertajuk “#HidupSehatPerluSerat: Nyaman Beraktivitas dengan Pencernaan Sehat”, Selasa (29/3/2022), yang dihadiri oleh GridHEALTH.id.
Menurut Cindy, konsumsi serat yang cukup dapat menjaga kadar kolesterol dan gula darah, yang pada akhirnya akan mengoptimalkan saluran pencernaan.
Baca Juga: 5 Makanan yang Harus Dikonsumsi Jika Menderita Ambeien, Agar Tak Mudah Kambuh
Lebih lanjut dr Cindy menjelaskan bahwa terdapat dua jenis serat pangan, yaitu serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber).
Kedua jenis serat ini memiliki fungsi yang berbeda.
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar