Hubungan antara testoteron dan Covid-19
Tercatat pria lansia merupakan salah satu kelompok yang paling mungkin menderita akibat Covid-19.
Para peneliti berharap, dapat memperluas penelitian sebelumnya yang menemukan bukti mengenai apakah kadar testoteron yang lebih tinggi atau rendah berperan dalam hal ini.
Selama menjalani penelitian, mereka melibatkan 154 orang partisipan dan mengukur jari-jari tangan mereka.
Dari 154 orang tersebut, 54 orang pernah terinfeksi Covid-19 dan sisanya, memiliki control kesehatan yang sehat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan perbedaan rasio ukuran jari yang lebih besar antara kedua jarinya, dikaitkan dengan Covid-19 yang parah.
Pada akhirnya, tim peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kedua hormon dan pengalaman seseorang dengan virus, terlepas dari jenis kelamin biologis mereka.
Baca Juga: Belum Booster, Masyarakat Wajib Tunjukkan Hasil Tes Negatif Covid-19 Saat Berpergian
“Temuan kami menunjukkan bahwa keparahan Covid-19 terkait dengan tesoteron rendah dan kemungkinan estrogren tinggi, pada pria dan wanita,” kata Profesor John Manning yang terlibat dalam penelitian ini, dikutip dari laman Swansea University.
Selain dapat menentukan dengan lebih baik siapa yang berisiko tinggi terkena virus, hasil penelitian ini juga membantu membentuk penanganan Covid-19 di tahun-tahun mednatang.
Uji coba saat ini sedang mengeksplorasi penggunaan perawatan androgen, penghambat tesoteron, sementara yang lain melihat potensi penggunaan testoteron untuk melawan Covid-19.
“Penelitian kami membantu pemahaman tentang Covid-19 dan dapat membawa kita lebih dekat untuk meningkatkan daftar obat anti-virus, membantu mempersingkat masa rawat inap di rumah sakit dan mengurangi tingkat kematian,” jelas Prof Manning.
Dia menegaskan, bahwa sampel yang digunakan pada penelitian ini mungkin kecil.
Namun, untuk membuktikan hasilnya, mereka melakukan penelitian lagi dengan sampel yang jauh lebih besar.
Baca Juga: Dibayar Kelompok Antivaksin, Pria Ini Nekat Disuntik Vaksin Covid 87 Kali
Source | : | BestLife,Swansea University |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar