Proses dokumen kematian yang cukup lama pun, telah menghambat para pekerja untuk segera menggelar pemakaman bagi jenazah pasien Covid-19.
Bahkan, ada jenazah seorang pasien wanita yang meninggal dunia pada, hingga saat ini masih belum dimakamkan.
Perbatasan Hong Kong saat ini ditutup karena lonjakan kasus Covid-19.
Infeksi yang dialami oleh para pekerja di rumah duka juga mengalami kenaikan dan ini menjadi hambatan tersendiri dalam proses pemakaman.
“Hampir seperempat orang tidak bisa bekerja. Jadi, beberapa panti harus mengumpulkan staf di antara mereka sendiri untuk tetap bekerja,” kata direktur pemakaman yang lain, Hades Chan.
China memasok lebih dari 95,% dari 250 hingga 300 peti mati yang dibutuhkan oleh Hong Kong setiap harinya.
Pejabat kota setempat Irene Young mengatakan, terdapat lebih dari 3.750 peti mati selama periode 14-26 yang dihibahkan.
Baca Juga: Hati-hati, 9 Daerah di Jawa-Bali Ini Masih Berstatus PPKM Level 3
Terdapat sekitar enam krematorium yang harus dibuka sepanjang waktu dan hampir ada 300 kremasi dalam waktu sehari.
Kamar mayat umum juga telah diperluas untuk menampung sekitar 4.600 jenazah dari yang normalnya 1.350.
Organisasi swasta Forget Thee Not, bekerja sama dengan pembuat peti mati ramah lingkungan untuk menyumbangkan sebanyak 300 peti mati dan 1.000 kotak pengawet ke enam rumah sakit.
Peti mati tersebut bukan terbuat dari kayu seperti yang selama ini diketahui, melainkan dari kardus hasil daur ulang.
Meskipun terbuat dari kardus, tapi peti mati tersebut dapat menanggung beban hingga 200 kilogram.
Baca Juga: Supaya Tidak Terkena KIPI, Ikuti Tips Aman Vaksin Covid-19 Saat Puasa Dari Dokter Reisa
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar