GridHEALTH.id - Setidaknya ada empat warga Amerika Serikat (AS) yang diduga terpapar Covid-19 dari hewan cerpelai.
Keempat kasus itu sendiri terjadi pada Oktober 2020, beberapa bulan sebelum Covid-19 meledak untuk pertama kalinya di China.
Kejadian ini pun menjadi contoh pertama yang diketahui dari kemungkinan penularan virus dari hewan ke manusia di AS.
Dalam laporannya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan dari empat warga yang terpapar mutasi Covid-19, dua orang adalah karyawan peternakan cerpelai Michigan.
Keduanya terpapar virus corona pada Oktober 2020 lalu.
Sementara dua oranglainnya, tidak memiliki hubungan dengan peternakan cerpelai.
Pemimpin Kantor Satu Kesehatan CDC, Dr Casey Barton Behravesh, mengatakan varian cerpelai diduga mungkin telah beredar lebih luas di antara penduduk daerah pada saat itu.
"Sampel virus yang dikumpulkan dari keempat orang tersebut mengandung dua mutasi yang telah dihipotesiskan oleh para ilmuwan mungkin merupakan tanda-tanda adaptasi terhadap cerpelai," ujarnya dalam sebuah email kepada The Straits Times, Senin (18/4/2022).
Casey menyebut hipotesis yang paling mungkin dalam menjelaskan kejadian ini adalah bahwa para pekerja terinfeksi setelah kontak dengan cerpelai di peternakan.
Baca Juga: Jelang Lebaran, 99,2 Persen Masyarakat Indonesia Punya Antibodi Covid
Namun, pihaknya belum dapat memastikannya secara jelas dan pasti.
"Karena hanya ada sedikit sekuens genetik yang tersedia dari komunitas di sekitar peternakan, tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti apakah mutasi tersebut berasal dari cerpelai di peternakan atau sudah beredar di masyarakat," tambah Casey.
Sebelumnya, penemuan hubungan cerpelai dengan Covid-19 juga telah dideteksi di Denmark pada November 2020 lalu.
Saat itu otoritas Jutland Utara mengkonfirmasi setidaknya 200 orang telah terjangkit virus corona yang ditimbulkan oleh hewan pengerat itu.
Adapun, cerpelai adalah mamalia dengan tubuh ramping dan berkaki pendek.
Hewan ini juga pandai berenang karena memiliki kaki berselaput.
Cerpelai sendiri dibudidayakan untuk diambil bulunya.
Praktik ini terutama dilakukan di China, Denmark, Belanda, dan Polandia.
Akibat dari penemuan penularan itu, jutaan ekor cerpelai akhirnya dimusnahkan oleh pejabat berwenang.
Baca Juga: WHO Beri Pesan Untuk Penerima Vaksin Sinovac, Ini Imbauannya
Meski temuan tersebut belum pasti,namun masyarakat tentu wajib mewaspadai berbagai gejala dan penularan Covid-19.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap, kita juga perlu menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
Terlebih penularan Covid-19 sampai saat ini sangat sulit diprediksi, siapapun dapat tertular.
Menurut laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
Source | : | Who.int,Cnbcindonesia.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar