Tapi ingat, tindakan medis operasi penurunan berat badan memiliki efek samping.
Baca Juga: Presiden Jokowi Kapan Indonesia Bisa Lepas Masker? Ini Penjelasannya
Efek samping yang paling umum termasuk kesulitan menelan, muntah, kembung, diare, berkeringat berlebihan, peningkatan gas dan pusing.
Komplikasi serius termasuk pendarahan, infeksi, kebocoran dari tempat jahitan dan pembekuan darah di kaki yang dapat berpindah ke jantung dan paru-paru. Kebanyakan orang tidak mengalaminya.
Masalah jangka panjang setelah operasi penurunan berat badan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan.
Salah satu masalah paling umum, terutama pada bypass lambung adalah "Dumping Syndrome", di mana makanan bergerak terlalu cepat melalui usus kecil.
Gejala dari efek samping ini, mual, lemas, berkeringat, pingsan, diare setelah makan dan tidak bisa makan yang manis tanpa merasa sangat lemah.
Ini dapat terjadi pada hingga 50% orang yang menjalani operasi penurunan berat badan.
Tetapi menghindari makanan kadar gula tinggi dan menggantinya dengan makanan berserat tinggi dapat membantu mencegahnya.
Batu empedu dapat terbentuk ketika kehilangan banyak berat badan dengan cepat.
Untuk mencegahnya, dokter mungkin menyarankan untuk mengkonsumsi garam empedu tambahan selama 6 bulan pertama setelah operasi.
Baca Juga: 5 Menu Sahur yang Bikin Kenyang Lebih Lama, Cocok Jadi Bekal Saat Mudik
Terpenting kita harus memastikan mendapatkan nutrisi yang cukup juga, terutama jika operasi membuat tubuh sulit menyerap nutrisi dari makanan.
Karena penurunan berat badan cepat dan defisiensi nutrisi dapat membahayakan perkembangan bayi, dokter sering memberikan saran kepada wanita usia subur yang bermaksud menjalani operasi penurunan berat badan untuk menghindari kehamilan sampai berat badan mereka stabil (sekitar 18 bulan). (*)
Baca Juga: Diare Saat Sahur Biasanya Dibarengi dengan Gejala Perut Kram, Mual, Nyeri
Source | : | Raffleshospital,Mountelizabeth-BB |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar